Scroll untuk baca artikel
Muara EnimOpini

Pelayanan ‘Frank’ PDAM

×

Pelayanan ‘Frank’ PDAM

Sebarkan artikel ini
Penulis : Endang Suparmono

 

BERITAPRESS, MUARA ENIM | Air Bersih adalah kebutuhan pokok keluarga, terutama untuk masak, mandi dan cuci. Demi memenuhi kebutuhan Air bersih Masyarakat, hadir Perusahaan Daerah Air Minum yang lebih dikenal dengan sebutan singkatnya PDAM.

PDAM merupakan unit usaha yang termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Perusahaan berbadan hukum ini memiliki tugas untuk mengelola sarana dan prasarana yang berkaitan dengan air.

Secara umum, PDAM megnolah air baku menjadi air bersih layak pakai, mengawasi sistem perpipaan dan menyalurkan air bersih berdasarkan standar kualitas yang baik untuk didistribusikan ke masyarakat. Distribusi air bersih tersebut juga menjadi hal yang dievaluasi agar PDAM terus menjalankan perannya sebagai penyedia air bersih ke seluruh pelosok wilayah Indonesia.

Sementara Masyarakat pengguna manfaat air bersih yang disalurkan melalui pipa PDAM adalah sebagai Konsumen atau pelanggan; yang demi kelancaran pendistribusian air bersih memiliki kewajiban membayar tarif air bersih sebagaimana yang telah ditetapkan tepat pada waktunya.

PDAM Lematang-Enim pun merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Muara Enim yang bertanggung-jawab dalam hal pengelolaan dan pendistribusian air bersih kepada Masyarakat Kabupaten Muara Enim.

Dalam hal ini, pengelolaan air baku dari Sungai Enim dan Sungai Lematang untuk selanjutnya didistribusikan kepada Masyarakat, menjadi atensi khusus manakala Sumber Air Baku adalah berasal dari air Sungai yang telah tercemar sementara perusahaan pengelola dan pendistribusi menyebut dirinya sebagai Perusahaan Daerah Air Minum.

Benar air yang didistribusikan itu Air-Bersih, namun masyakat (Konsumen/pelanggan) sangat memaklumi air bersih itu menjadi khawatir untuk dikonsumsi walau tidak bisa dikategorikan tidak layak. Sehingga untuk kebutuhan masak dan minum, konsumen/pelanggan  PDAM lebih percaya kepada Air galon isi ulang.

Demikian juga pada kelancaran distribusi air-bersih (bila tidak mau disebut Air-Minum), seakan-akan PDAM Lematang-Enim memposisikan Masyarakat pengguna manfaat sebagai “orang yang membutuhkan”; bukan sebagai Pelanggan yang membeli air bersih PDAM yang juga memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan terbaik setelah memenuhi kewajibannya.

Sehingga terhadap ketersendatan penyaluran ataupun jadwal penyaluran yang lebih sering Tengah malam, masyarakat pengguna manfaat yang dalam hal ini Pelanggan atau Konsumen lebih banyak mengeluh dan memohon bantuan petugas PDAM. Padahal pemasukan PDAM untuk semua kebutuhan termasuk gaji petugas dan karyawannya adalah pembayaran tarif air-bersih Pelanggan.

Sebagaimana yang dialami oleh salah seorang kepala rumah tangga yang berdomisili di Rumah Tumbuh, tepat nya di Jalan Pelawaran dekat SD 20 Muara Enim. Mengeluh karena tersendatnya distribusi air bersih. Seperti halnya bulan Desember 2024 yang hanya mengalir 3 kali saja, sehingga untuk kebutuhan keluarganya terpaksa merogoh kantong yang pas-pasan untuk membeli air bersih yang diantar memakai mobil dengan tedmon besar. Belum diketahui apakah si penjual air bersih tersebut usaha pribadi atau petugas PDAM itu sendiri.

Kemudian perbaikan saluran perpipaan oleh petugas PDAM pada akhir tahun 2024, sehingga menjadi simpati dan apresiasi yang tinggi manakala masyarakat merayakan Malam Tahun Baru tetapi petugas dan burunya bermain lumpur memperbaiki pipa yang dikeluhkan pelanggan.

Sehari setelah perbaikan pipa, air bersih mengalir deras. Alhamdulillah.

Namun hari-hari selanjutnya hingga hari ini sudah tidak mengalir lagi. Warga  yang lebih didominansi Ibu-ibu rumah tangga mulai berkeluh-kesah menghemat air dan menumpuk pakaian kotor, karena bak di kamar mandi hanya sanggup menampung air paling lama untuk kebutuhan hemat 5 hari.

Si pelanggan yang sebelumnya melapor dan mendapat perbaikan saluran pipa di depan rumahnya, menjadi bulan-bulanan kesalahan warga yang menyatakan perbaikan saluran mandiri namun mengorbankan warga disekitarnya.

Kembali dilaporkan kepada petugas PDAM, pun menjadi bola lapor sana-sini. Yang akhirnya mendapat jawaban melegakan “dibagian bawah sudah mengalir pak, sabar ya” dengan menyampaikan video aliran air. Namun sabar yang diharapkan, justru hingga pagi hari “idak ngalir”. Si pelanggan yang per tiap 30 menit mengecek meteran dan pipa indicator saluran akhirnya begadang sampai pagi tapi tetap “idak ngalir..”.

Pelanggan air-bersih kena frank petugas PDAM. Sabar menanti datangnya air yang tak kunjung datang.

Dikonfirmasi ke petugas Via Whatsapp, tak terjawab.

Pagi hari dapat jawaban pun via Whatsapp “dialirkan Pak”.

Oh Tuhan, semalam yang katanya “Sabar” ternyata memang “idak ngalir”, pagi harinya baru dialirkan. Tapi, eh…idak ngalir juga. Ternyata yang ngalir deras itu anginnya saja, dan memutar kencang meteran. Pelanggan kena Frank.