BERITAPRESS, JAKARTA | Di tengah tantangan modernisasi sektor agrikultur, PT PLN (Persero) hadir sebagai motor perubahan dengan program unggulannya, Electrifying Agriculture (EA). Program ini menjadi penopang transformasi pertanian modern berbasis teknologi listrik, menawarkan solusi hemat biaya sekaligus meningkatkan produktivitas. Sepanjang tahun 2024, EA mencatat prestasi membanggakan dengan penambahan 53.539 pelanggan baru, menjadikan total pelanggan mencapai 300.535.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa EA adalah bagian dari strategi jangka panjang PLN untuk menciptakan nilai bersama antara masyarakat dan lingkungan. Dengan memanfaatkan teknologi agrikultur berbasis listrik, petani kini dapat bekerja lebih efisien dan meraih hasil yang lebih baik.
“Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani,” ujar Darmawan, Kamis (16/1/2025).
Dengan daya tersambung mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA) dan konsumsi listrik sebesar 6,17 Terawatt Hour (TWh) pada tahun 2024, program EA juga memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Penjualan tenaga listrik meningkat 10,15%, sementara pendapatan PLN bertambah 9,35% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tidak hanya pada skala nasional, dampak program ini terasa langsung di kalangan petani. Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Gatot (59), berbagi pengalaman bagaimana listrik mengubah cara bertani mereka di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. “Dengan menggunakan pompa listrik, kami para petani dapat menghemat pengeluaran operasional jika dibanding menggunakan pompa diesel. Biasanya biaya yang dikeluarkan jika menggunakan pompa diesel adalah Rp1.500.000,- dengan pompa listrik biaya yang dibutuhkan hanya Rp500.000,- sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian,” ungkapnya.
Program ini juga selaras dengan visi pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan. Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan (Dansatgas Hanpangan) Kementerian Pertanian RI, menyoroti pentingnya efisiensi melalui penggunaan pompa air listrik.
“Targetnya, dengan adanya EA, produktivitas petani dapat meningkat. Menggunakan pompa listrik akan lebih hemat biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa air dengan bahan bakar solar,” ujar Ahmad.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, menambahkan bahwa program ini memungkinkan petani meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi hingga lebih dari 300. “Ponorogo saat ini masuk menjadi objek Panen Raya IP 200, IP 300 dan IP 400 di mana ini semua adalah efek dari listrik masuk sawah guna kebutuhan pengairan para petani,” jelasnya.
Dengan komitmen PLN melalui Electrifying Agriculture, langkah maju menuju pertanian modern dan berkelanjutan kini bukan lagi mimpi. Dari efisiensi biaya hingga peningkatan produktivitas, program ini menjadi simbol harapan baru bagi petani Indonesia.