Ngakak

Literasi Keuangan Syariah Anak Muda, Awas Cuan Haram!

×

Literasi Keuangan Syariah Anak Muda, Awas Cuan Haram!

Sebarkan artikel ini

DI era digital yang serba cepat, literasi keuangan syariah anak muda jadi benteng biar nggak gampang ditipu cuan haram di dunia maya.

Bahkan zaman sekarang ini juga, yang namanya cuan udah kayak oksigen semua orang butuh. Tapi ya, kayak oksigen juga, kalau kebanyakan malah bisa bikin pusing tujuh keliling. Apalagi buat anak muda yang jari-jarinya lincah kayak pemain Mobile Legends tapi isi rekeningnya ngos-ngosan kayak pelari 100 meter pas finish.

Makanya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) datang kayak superhero berpeci, ngajak anak muda biar melek finansial syariah. Biar nggak gampang digombalin aplikasi yang bilang, “Cuan cepat, tanpa modal!”, padahal ujungnya “selamat, kamu ketipu secara syariah”.

Banyak yang masih mikir, keuangan syariah itu ribet  harus hafal akad, harus paham fatwa, harus ngaji dulu baru boleh buka rekening. Padahal kata OJK, literasi syariah itu simpel jangan mau dibodohi uang, dan jangan bikin uang jadi tuhan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, bilang generasi muda itu punya peran strategis.
Mereka bukan cuma penonton, tapi juga pemain utama di ekonomi syariah masa depan.

“Generasi muda itu driving force perubahan. Mereka harus jadi konsumen yang cerdas, agen edukasi, dan sumber ide inovasi baru,” ujarnya waktu Grand Final Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) 2025 di Kantor OJK Jawa Timur.

Alias, jangan cuma jago scrolling, tapi juga ngerti saving. Jangan cuma bisa top up diamond, tapi juga ngerti top up tabungan.

Coba deh buka media sosial, isinya kayak bazar janji manis finansial. Ada yang jual “robot trading anti rugi”, ada yang ngaku bisa gandain saldo cuma pake doa dan WiFi. Ada pula pinjol yang lebih cepat dari malaikat maut klik dua kali, utang langsung nyantol.

Padahal kata pepatah, “utang itu kayak cabe rawit, kecil tapi bikin panas terus”.

Nah, di tengah dunia maya yang makin menggoda itu, OJK bikin acara ISFO (Indonesia Sharia Financial Olympiad) buat ngenalin keuangan syariah ke anak muda. Bukan cuma lomba hafalan akad, tapi juga adu ide bisnis syariah dan cerdas-cermatan finansial halal.

Bayangin, 10.736 peserta dari seluruh Indonesia ikut! Dari pelajar, mahasiswa, sampai wirausaha muda yang udah punya bisnis sendiri.

Ada yang jual mie sehat, ada yang bikin usaha kopi, ada juga yang bikin growbox buat nanam jamur semua dikemas halal, tanpa riba, tanpa tipu-tipu.

Juara-juara ISFO ini bukan cuma dapet piala, tapi juga dapet ilmu hidup “cuan boleh, tapi jangan haram”. Dari MAN 2 Kota Malang sampai Universitas Brawijaya, mereka buktiin kalau ekonomi syariah itu nggak kalah keren dari startup-startup barat yang suka jual mimpi.

Ada juga Wirausaha Muda Syariah dari IPB University yang bikin produk Kawibawa, terus Politeknik Negeri Malang dengan mie sehat “CAKKA”, dan Universitas Pendidikan Indonesia dengan “Ecokit Growbox IDN”.
Cuan mereka bukan dari riba, tapi dari kreativitas dan niat baik.

Kalau kata orang tua, “rezeki halal itu kayak nasi uduk  wangi, menenangkan, dan bikin hati tenang walau sambelnya pedas”.

Banyak anak muda sekarang sibuk ngejar viral, padahal yang penting tuh stabil.
Percuma punya jutaan follower kalau saldo rekening cuma seharga gorengan.

Itulah kenapa OJK juga dorong peserta ISFO buat belajar lewat platform digital mereka  LMSKU dan Sikapiuangmu.id. Di situ anak muda bisa belajar ngatur duit tanpa harus jadi ustaz keuangan.
Karena, literasi keuangan syariah bukan buat bikin hidup ribet, tapi biar hidupnya lebih tertib.

Hidup di era digital itu kayak berdiri di pinggir jurang yang dikasih WiFi gratis. Godaannya banyak, tapi kalau nggak hati-hati, bisa jatuh ke lubang riba, utang, dan penyesalan.
Maka, jadilah anak muda yang cuan tapi sopan, sukses tapi halal.

OJK udah kasih panggung, kasih bimbingan, kasih contoh. Tinggal kita  mau jalan di jalur syariah yang selamat dunia akhirat, atau mau nyelip di jalan pintas yang ujungnya mampir di kantor debt collector.

Pepatah lama bilang, “kalau mau tenang hidupmu, atur uangmu kalau mau tenang hatimu, sucikan niatmu”
Dan keduanya, bisa dimulai dari sekarang dari literasi keuangan syariah yang kamu pahami hari ini.

Anak muda hari ini bukan lagi generasi rebahan, tapi generasi kebahan kebangkitan halal finansial.
ISFO 2025 jadi bukti bahwa ekonomi syariah bukan cuma teori, tapi gaya hidup baru yang makin naik daun.

Jadi, sebelum kamu tergiur promo “cuan instan tanpa riba-riba club”, ingatlah satu hal
uang itu kayak air bisa nyelametin kalau dipakai benar, tapi bisa bikin tenggelam kalau kamu nggak tahu caranya berenang.

Maka, belajar syariah bukan soal religiusitas aja, tapi soal logika  biar kamu nggak ikut arus uang haram yang manis di depan, tapi getir di belakang.[***]