BERITAPRESS, ID FAMFAK/Dalam rangka memperingati untuk pertama kalinya 665 tahun masuknya Islam di Tanah Papua di Kabupaten Fakfak dihadir ribuan warga masyarakat Fakfak
Momentum puncak 665 tahun Agama Islam masuk tanah Papua digelar di Taman Ma’ruf Amin, (8/8/2025).
Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat Mohammad Lakotani menyampaikan atas nama Pemerintah Provinsi Papua Barat, kami menyampaikan selamat memperingati 665 tahun masuknya agama Islam di Tanah Papua.
“Kami menyambut baik kesepakatan waktu yang telah ditetapkan melalui berbagai forum yang luar biasa, sebagaimana tadi telah disampaikan secara panjang lebar oleh Ketua Panitia, Wakil Bupati, dan juga Wakil Gubernur Papua Barat” ungkapnya.
Saya ingat, ketika penetapan atau kesepakatan waktu ini dilakukan, Bapak Wakil Gubernur masih menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia Papua Barat.
Tentunya, beliau juga sekaligus berbagi dan memberikan motivasi kepada masyarakat Fakfak saat ini. Pemerintah Provinsi Papua Barat menyambut baik penetapan tanggal masuknya Islam di Papua Barat, yang sekaligus mengakhiri perdebatan panjang tentang waktu masuknya, demikian pula tempat pertama kali Islam tiba di Tanah Papua, tegas Mola sapaan akrab.
Sebagaimana hasil Seminar Nasional tentang masuknya agama Islam di Tanah Papua, pada tanggal 11 Januari yang lalu, bertempat di Fakfak di tempat ini telah ditetapkan bahwa Islam pertama kali masuk melalui Distrik Patimuni, Kabupaten Fakfak. Fakta ini menunjukkan bahwa Islam telah hadir di Tanah Papua lebih awal dari perkiraan sebelumnya, yakni pada abad ke-14.
“Proses masuknya Islam ke Tanah Papua tidak hanya melalui jalur perdagangan maritim, tetapi juga didukung oleh hubungan politik, sosial, dan budaya antara kerajaan-kerajaan Maluku dengan para pemimpin lokal. Hasil seminar nasional tersebut telah berhasil menyatukan berbagai versi cerita dan data historis, sehingga ditetapkan waktu pasti masuknya Islam di Tanah Papua, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1360”, katanya.
Diharapkan pengetahuan ini dapat memperkaya wawasan generasi muda untuk mengenal akar budayanya, sehingga akan memperkuat ikatan sosial di antara seluruh komunitas beragama di Tanah Papua. Penetapan tanggal 18 Agustus 1360 sebagai awal masuknya Islam di Tanah Papua diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang sejarah Islam di tanah ini, sekaligus menjaga hubungan harmonis di antara seluruh komponen agama, khususnya di Papua Barat.
Sejak 1360 Masehi, keberadaan Islam di Tanah Papua telah terjaga melalui bukti-bukti sejarah dan tradisi masyarakat itu sendiri. Fakta ini juga menegaskan bahwa Islam menjadi bagian penting dari sistem sosial masyarakat Papua, yang selaras dengan konsep Satu Tungku Tiga Batu, yang merangkum harmoni antara seluruh komponen masyarakat baik adat maupun agama, pinta Wagub Papua Barat.
Tradisi Satu Tungku Tiga Batu ini sesungguhnya telah hadir jauh sebelum narasi toleransi digaungkan oleh dunia. Oleh karena itu, nilai ini harus terus kita jaga, kita rawat, dan kita pelihara untuk bersama-sama membangun Tanah Papua ke depan.
Mari kita jadikan momentum peringatan masuknya agama Islam di Tanah Papua ini untuk memperkokoh silaturahmi dan persaudaraan, melangkah lebih baik, meningkatkan semangat kebersamaan, saling mengingatkan, dan saling membantu untuk membangun Provinsi Papua Barat khususnya, dan Tanah Papua pada umumnya, baik di bidang spiritual maupun mental, sehingga kita dapat maju dalam pembangunan.
Hari ini kita telah menetapkan untuk pertama kalinya peringatan 665 tahun masuknya Islam di Tanah Papua sebagai hari libur. Kita berkomitmen untuk menetapkannya secara luas di seluruh Provinsi Papua Barat, dan insyaallah akan kita upayakan agar ditetapkan pula di seluruh Tanah Papua. Semoga apa yang kita niatkan ini mendapat ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tutupnya, (IB).