Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Rektor Unsri Dianugerahi Satya Lencana 30 Tahun dari Presiden RI

×

Rektor Unsri Dianugerahi Satya Lencana 30 Tahun dari Presiden RI

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS, PALEMBANG | Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof. Dr. Taufiq Marwa, S.E., M.Si dianugerahi Satyalencana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan pada saat upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024.

Penyematan tanda kehormatan ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim, BA, MBA bertempat di Lapangan Upacara Kemendikbudristek, Senayan, Kamis (2/5/2024).

“Alhamdulillah, di hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei 2024, menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 tahun yg disematkan langsung oleh Mas Menteri, semoga memberi manfaat bagi kemajuan Universitas Sriwijaya rumah kita bersama, Aamiin Ya Robbal Alamin,” Ujar Rektor.

Pada upacara Hardiknas tersebut Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menyampaikan pidatonya. Dalam pidatonya ia mengatakan bahwa lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan. “Kemudian, ketika langkah kita mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup kita secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.

Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.

Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi,” Ujar Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim.

Lebih jauh Nadiem mengatakan, lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan.

“Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar,” pungkasnya. (Mira/ril)