Ngakak

“SDM Nuklir Indonesia: Dari TikTok ke Reaktor, Siap Nyalain Lampu Kota Tanpa Gosongin Mi Instan”

×

“SDM Nuklir Indonesia: Dari TikTok ke Reaktor, Siap Nyalain Lampu Kota Tanpa Gosongin Mi Instan”

Sebarkan artikel ini
foto/ilustrasi/ist

BEGINI, KAWAN…

Bangun PLTN itu bukan sekadar pasang kompor gas di dapur kontrakan. Salah putar knop, mi instan gosong. Salah urus reaktor? Waduh… satu kecamatan bisa ikut “gosong”. Makanya sebelum bangunan nuklirnya berdiri gagah, otak-otak manusianya dulu yang harus panas, tapi bukan panas karena update status galau, ya… panas ilmu, panas sains!

Nah, Menteri Brian Yuliarto bilang di BAPETEN, negara lagi fokus nyiapin SDM nuklir Indonesia. Target? Net-zero emission 2060. Iya, bukan cuma target listrik hijau, tapi target kita anak muda bisa nyalain reaktor tanpa nonton tutorial TikTok dulu.

Bayangin kalau reaktor udah berdiri tapi yang nyentuh tombol masih bingung bedain “uranium” sama “urang awak”. Waduh… bisa-bisa listrik kota nyala sebentar, abis itu mati sambil nyebar percikan drama ala sinetron.

Makanya pemerintah belajar dari Jepang teknologi boleh canggih, tapi SDM disiplin nomor satu. Di sana, label botol air dicek dua kali, jangan-jangan isinya uranium (eh, bercanda).

Indonesia? Jujur aja, masih suka drama soal kipas angin kantor. Bayangin kalau nanti ngurus reaktor… bisa jadi episodenya panjang kayak serial Korea.

Makanya langkah Kemdiktisaintek ini cerdas bangun budaya sains dulu, baru beton reaktor. Anak muda dikirim belajar di luar negeri, ikut riset, paham neutron, paham reaktor, bukan cuma ikut foto-foto ala influencer sambil pegang helm.

Dan percayalah, nuklir itu bukan bom, bro… tapi energi bersih versi “matahari mini” yang bisa nyalain kota tanpa bikin polusi. Tapi stigma masyarakat? Aduh, masih takut kayak nonton film Chernobyl. Padahal yang lebih sering meledak itu… harga cabai!

Kalau nanti PLTN Indonesia berdiri, semoga yang nyalain tombol bukan pejabat cari spotlight, tapi anak bangsa yang otaknya pernah “dididihkan” demi cahaya negeri sendiri.

Intinya: energi nuklir itu ibarat hidup. Butuh panas buat daya, tapi harus dikontrol. Sama kayak ide gila di kepala, boleh panas, tapi hati kudu tetap dingin biar nggak meledak.

Jadi, sebelum listrik kota menyala dari atom, pastikan otak SDM-nya nyala dulu. Karena sejatinya energi paling dahsyat itu bukan dari uranium… tapi dari akal sehat, humor, dan semangat belajar.[***]