Scroll untuk baca artikel
PALI

Mitigasi Karhutla: BPBD PALI Survei Sungai Penukal sebagai Sumber Air

×

Mitigasi Karhutla: BPBD PALI Survei Sungai Penukal sebagai Sumber Air

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS.ID, PALI | Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) melakukan survei lapangan untuk menentukan titik koordinat sumber air yang akan digunakan dalam operasi waterbombing oleh helikopter, Selasa (20/5/2025).

Kepala BPBD PALI, Ahmad Hidayat ST, melalui Kalaksa BPBD PALI menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana yang lebih terukur dan terencana.

“Dengan adanya titik koordinat yang telah ditentukan secara tepat, proses pemadaman menggunakan heli waterbombing bisa dilakukan lebih cepat dan efisien, sehingga risiko kerusakan lingkungan maupun gangguan terhadap masyarakat dapat diminimalisir,” ujarnya.

Survei ini dilaksanakan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD PALI dan dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD, didampingi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan serta Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik.
Tim menyasar Sungai Penukal yang terletak di wilayah Desa Air Itam, Kecamatan Penukal, sebagai salah satu lokasi potensial sumber air.

Penentuan titik koordinat ini sangat penting untuk memastikan efektivitas dalam pengambilan air oleh helikopter saat pemadaman karhutla berlangsung. Faktor-faktor seperti kedalaman sungai, aksesibilitas udara, serta jarak ke titik-titik rawan kebakaran menjadi pertimbangan utama dalam proses survei ini.

Selain itu, langkah ini juga menunjukkan komitmen BPBD PALI dalam memperkuat sistem tanggap darurat bencana daerah, khususnya dalam menghadapi ancaman karhutla yang kerap terjadi di wilayah Sumatera Selatan saat musim kemarau.

BPBD PALI mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam upaya pencegahan karhutla dengan tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan serta segera melaporkan jika melihat adanya titik api di wilayahnya.

Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keamanan bersama. (*)