PALEMBANG | HARI ini Kamis (14/6) dunia kewartawanan (pers) di Sumatera Selatan (Sumsel) kehilangan salah seorang tokoh pers yang lama menjadi wartawan di beberapa media massaa yang ada di Palembang.
Tokoh pers tersebut Kurnati Abdullah yang menjabat Ketua Dewan Kehormatan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Sumsel berpulang ke rahmatullah, Selasa (13/6) setelah dirawat di Rumah Sakit Siti Fatimah, Palembang.
Menurut Dwitri Kartini putri almarhum yang menjabat Sekretaris PWI Sumsel, Kurnati Abdullah yang pernah menjadi Ketua PWI Sumsel dua periode (1999 – 2009), almarhum akan dimakamkan pada Rabu (14/6) di TPU Kamboja. Dwitri Kartini mewakili keluarga menyampaikan permohonan maaf atas segalah khilaf dan salah almarhum.
Dalam buku autobiografi berjudul “45 Tahun Mengabdi Kepada Pers – 1965 – 2010),” Kurnati Abdullah yang lahir 21 Maret 1945 di Dusun Lubuk Keliat sekitar 90 km dari Palembang adalah salah seorang pemegang kartu Press Card Number One (Kartu Wartawan Nomor Satu) yang diberikan pada Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Banjarmasin.
Menurut Firdaus Komar Ketua PWI Sumsel, Kurnati Abdullah adalah wartawan senior yang mulai menjadi wartawan sejak tahun 1964 dan terakhir purna bakti sebagai wartawan di Harian Sriwijaya Post. “Selamat jalan kepada almarhum, semoga tenang di alam sana,” ujarnya.
Perjalanan karir Kurnati Abdullah sebagai wartawan dimulai pada surat kabar mingguan Mimbar Masyarakat dengan tugas pertama melipat koran yang baru selesai dicetak di percetakan Rambang dan membawanya ke kantor redaksi di Pasar Linkis (sekarang Pasar Cinde).
Dalam beberapa kali pertemuan, Kurnati Abdullah kerap bercerita tentang sejarah koran tersebut. Masih terlintas dalam ingatan, almarhum semasa hidupnya bercerita, “Koran Mimbar Masyarakat adalah satu-satunya pasa tahun 60-an yang berani melawan PKI dan Orde Lama sebelum pemberontakan PKI.”
Koran Mimbar Masyarakat yang berafiliasi ke partai PSII berganti nama menjadi Koran Nusa Putera edisi Sumsel. Pada Maret 1966 menurut Kurnati Abdullah, Nusa Putera memuat berita berjudul “PNI Asu tidak Kutuk Gestapu” dengan nara sumber KY Wasil Ketua KAP Gestapu Sumsel.
“Judul berita itu sebelum koran naik cetak bocor keluar. Waktu kawan-kawan dari PNI marah setelah membaca berita tersebut. Dari percetakan Rambang saya dan Usman Djafar membawa koran yang sudah dicetak kantor di Pasar Cinde, tapi saat baru keluar dari percetakan, koran tersebut dirampas kawan-kawan PNI dibawa lari mereka,” kenangnya.
Kurnati Abdullah dalam karirnya sebagai wartawan bergabung dengan organisasi wartawan PWI. Pada waktu meliput PON VII tahun 1969 di Surabaya diminta Ketua SIWO (Seksi Wartawan Olahraga) PWI Pusat Sondang Meliala untuk membentuk SIWO di PWI Sumsel. Kembali dari Surabaya lalu melakukan konsolidasi membentuk SIWO PWI Sumsel.Selamat jalan wartawan senior Kurnati Abdullah. (ril)