MESKI banyak orang ingin terdaftar sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di dalam kehidupannya, namun bagi Ishak Yulian Yusuf, tidak begitu. Oh ya?
“Iya. Justru dengan hidup bebas sebagai seorang swastawan, kita bisa menentukan sikap untuk menggapai nilai keberhasilan atau kegagalan,”‘ ujar Ishak Yulian Yusuf yang biasa disapa Yan Najib itu menuturkan keberhasilannya memimpin manajemen Bengkel Pass dan SPBU Demang Lebar Daun, Sabtu, 16 Maret 2024.
Padahal, tahun 1986 lalu, Yan juga seorang PNS Pusat lho. Ia justru bertugas sebagai staf Gubernur DKI Jakarta.
“Waktu itu saya bekerja sebagai staf Gubernur DKI Jakarta Jenderal (TNI) Wiyogo di bidang ekonomi, pembangunan, dan kesejahteraan (ekbang). Tapi hatiku selalu gelisah. Entah, saya sendiri bingung apa yang menyebabkan kegelisahan di dalam perasaan hati saya. Namun saat itu saya mencoba untuk tetap bertahan sebagai PNS di Jakarta,” ujar Yan dengan mimik serius.
Hanya tiga tahun Yan Najib betugas sebagai staf Gubernur DKI Jakarta Wiyogo dan wakilnya Ir Bunyamin Ramto. “Akhirnya di tahun 1989 saya memutuskan berhenti sebagai PNS,” tegasnya.
Kemudian Yan Najib bersikukuh untuk meneruskan pendidikannya ke Washington DC Amerika Serikat.
Meski hatinya selalu bergemuruh tak tenang, namun Yan tetap bertahan untuk terus belajar dan mempertajam pola pikir di Srayer University Washington DC.
Setelah merasa siap menghadapi kejamnya progres kehidupan di negeri orang, akhirnya Yan Najib kembali ke tanah air tahun 1995.
Sekembalinya Yan ke Palembang, ia mulai merintis usaha di bidang perminyakan. “Saya membuka stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan Demang Lebar Daun,” tukas Yan tersenyum.
Memulai usaha di SPBU, bagi Yan Najib menghadapi banyak persoalan. Justru, katanya, berbagai persoalan itulah yang membuat pola pikir dan kearifan tindakanya diakui orang-orang sekitarnya. Yan justru dincintai dan disayang orang-orang yang bekerja membantu mengembangkan usahanya.
“Yang penting, di dalam melaksanakan usaha kita tidak pelit. Namun yang harus kita jaga adalah manajemen yang baik dan profesional,” jelas Yan.
Dua tahun setelah itu Yan Najib membuka usaha perbengkelan. Karena itu ia hidup dan terjun mati-matian di bidang otomotif, kemudian membuka Bengkel Pass. ‘Yah, rasanya pas sekali”.
Bagi dia, sebagai pembalap profesional di level nasional, justru keberadaan bengkel mobil sangat membantu karirnya di dunia otomotif sehingga ia sangat memahami kondisi mesin dengan segala persoalannya.
“Alhamdulillah, saya sangat didukung teman-teman yang juga hobi di dunia otomotif. Dukungan inilah yang membantu semangat saya untuk membesarkan Bengkel Pass yang sekarang sudah beroperasi selama 26 tahun,” kata Yan Najib, tersenyum.
Awal berdirinya Bengkel Pass banyak persoalan yang dihadapi. Alhamdulillah, Yan Najib bersyukur bahwa sejumlah rekannya memberikan dorongan maksimal, sehingga kepercayaan dirinya semakin tebal.
Seperti pembalap nasional ternama Popo Hartopo, kata Yan, sangat perhatian atas usaha bengkelnya.
“Apalagi membangun usaha di tengah krisis moneter pada tahun 1998 itu, saya harus bekerja “jungkir balik” untuk memperkuat bengkel yang saya dirikan ini,” jelasnya.
Maka atas dukungan dari Pertamina, Pensoil, Bank SumselBabel, dan Castrol, semangat Yan Najib tumbuh subur. Ia makin percaya diri. “Pokoknya, semua kendaraan roda empat jenis apa saja kami layani apabila datang minta servis”.
Bengkel Pass memberikan layanan apa yang dibutuhkan pelanggan. “Pokoknya kita tidak menolak harapan pelanggan. Apa yang diharapkan mereka, kita layani secara maksimal,” ujar pembalap nasional asal Sumsel itu tersenyum.
Yang membuat semangat Yan Najib berkobar adalah kehadiran sahabat kentalnya, Syahrial Oesman, Robert Tadjur, Eddy Santara Putra, Prana Sohe, Anto Bambang Oetoyo, Nassir Alamlah, Aswari, Budi Antoni, James Sanger, Boy Soewarna, Baharuddin, Elly Ernawati, Risma, serta sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa ia lupakan.
Dari catatan karirnya di dunia balap, istrinya Alfa Karnila (mantan dragster roda empat), tidak tercatat sebagai dragster (pembalap) nasional. “Di sinilah saya ketemu dia. Lalu kami berpecaran dan menikah,” ujarnya tertawa.
Menurut Yan Najib, sahabatnya James Sanger meraih 11 kali predikat juara nasional slalom tes bersama rekannya Iskandar Cuing.
“Alhamdulillah, setelah 26 tahun berdirinya Bengkel Pass, para pelanggan yang mempercayai kita antara lain, Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Universitas Tridinanti, Pemprov Sumsel, Pemkot Palembang, serta dinas-dinas lainnya,” tukas Yan Najib.
Saat ini, Bengkel Pass memiliki sejumlah teknisi andal yang mampu memberi tingkat kepuasan maksimal. “Ini sengaja kita siapkan untuk memanjakan para pelanggan,” ujar Yan Najib.
Bahkan, katanya, karena hubungan yang teramat dekat dengan Bupati Muba Alex Noerdin, Yan Najib diminta untuk membantu membangun sirkuit Muba pada PON 2004 lalu. “Nah, siapa saja yang servis kendaraannya ke Bengkel Pass, akan kita layani sacara maksimal,” tutupnya. (*)
Laporan Anto Narasoma