BERITAPRESS.ID | Angin sejuk menyapu wajah saat saya berdiri di tepi bukit, menatap hamparan perkebunan teh yang mengular rapi di bawah kaki Gunung Dempo. Di hadapan saya, langit biru begitu lapang—dan sebentar lagi, saya akan menikmatinya dari sudut pandang yang berbeda: terbang bebas dengan paralayang di Pagar Alam.
Pintu Gerbang ke Awan
Lokasi paralayang di Pagar Alam biasanya berada di Bukit Tegur Wangi dan kawasan di sekitar Gunung Dempo. Dari ketinggian ini, mata saya dimanjakan dengan panorama hijau yang tak putus: perkebunan kopi, hamparan sawah, hingga rumah-rumah kecil yang terlihat seperti miniatur. Di kejauhan, puncak Gunung Dempo berdiri gagah, kadang diselimuti kabut tipis yang membuat suasana kian magis.
Instruktur memberi arahan singkat: bagaimana cara duduk di harness, kapan harus berlari, dan apa yang harus dilakukan saat di udara. Meski jantung berdegup kencang, rasa takut perlahan tergantikan oleh rasa penasaran.
Detik-Detik yang Menegangkan
Begitu aba-aba diberikan, saya dan instruktur mulai berlari menuruni bukit. Dalam hitungan detik, angin menangkap parasut, tubuh saya terangkat, dan… tiba-tiba bumi terasa jauh di bawah. Ada sensasi tak bisa digambarkan ketika kaki tak lagi menapak tanah.
Awalnya, saya hanya bisa terdiam. Namun perlahan, rasa cemas berubah menjadi kebebasan. Saya benar-benar terbang, melayang di atas “permata hijau” Pagar Alam.
Panorama dari Udara
Dari ketinggian, Pagar Alam terlihat seperti lukisan alam. Jalur sungai berkelok, perkebunan teh menghampar seperti permadani, dan sawah membentuk pola mosaik yang indah. Saya bisa melihat wisatawan lain melambaikan tangan dari bawah, seolah memberi semangat.
Tak jarang, burung-burung ikut terbang di sekitar, menambah sensasi seolah saya bagian dari alam itu sendiri. Waktu seakan berhenti.
Lebih dari Sekadar Olahraga Ekstrem
Paralayang di Pagar Alam bukan hanya soal memacu adrenalin, tapi juga soal berdamai dengan diri sendiri. Saat melayang di udara, ada ruang refleksi yang tercipta: tentang kebebasan, tentang keberanian melepas kendali, dan tentang betapa kecilnya kita di hadapan semesta.
Selain itu, olahraga ini juga telah menjadi ikon wisata Pagar Alam. Setiap tahun, berbagai event paralayang digelar, bahkan menarik atlet-atlet nasional maupun mancanegara. Bagi warga lokal, ini bukan sekadar tontonan, melainkan kebanggaan bahwa kotanya menjadi “landasan” mimpi orang-orang untuk terbang.
Menutup Hari dengan Senyum
Saat kaki saya kembali menapak tanah, rasa lega bercampur bahagia menyeruak. Semua ketegangan terbayar lunas oleh pengalaman yang begitu berkesan. Saya sadar, paralayang bukan sekadar olahraga ekstrem—tetapi cara terbaik untuk benar-benar merasakan jiwa Pagar Alam: bebas, sejuk, dan penuh kehidupan. (PA/09)