BERITAPRESS, ID FAKFAK/Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Fakfak, Pieter Letsoin, secara resmi memulai langkah normalisasi kepengurusan PSSI Fakfak dengan prioritas utama melakukan pendataan ulang seluruh klub sepak bola di wilayah tersebut.
Langkah ini diambil berdasarkan Surat Keputusan (SK) Asprov PSSI Papua Barat Nomor 474/SKEP/PSSI-PB/X/2025 yang menunjuk Letsoin sebagai Plt Ketua, sekaligus memberinya mandat untuk melaksanakan Kongres Pemilihan Pengurus Baru PSSI Fakfak.
Dalam rapat perdana yang digelar pada Kamis (20/11/25) sore di Fakfak, Letsoin menjelaskan bahwa agenda utamanya adalah verifikasi dan registrasi ulang klub.
“Langkah pertama yang kami ambil adalah menggelar pertemuan dengan klub-klub yang terdaftar di PSSI Kabupaten Fakfak untuk melakukan registrasi ulang. Klub-klub yang terverifikasi inilah yang nanti akan ditetapkan melalui SK dan berhak menjadi voter dalam kongres pemilihan pengurus baru tahun 2025,” ujar Letsoin.
Awalnya PSSI Fakfak mengundang 45 klub, namun antusiasme yang tinggi membuat jumlah peserta yang hadir membludak menjadi 54 klub. Letsoin menilai hal ini sebagai “kerinduan klub-klub untuk menghidupkan kembali sepak bola Fakfak agar lebih baik ke depan.”
Menanggapi isu dualisme yang sempat beredar, Letsoin menegaskan bahwa PSSI Fakfak hanya memiliki satu kepengurusan yang sah, yaitu berdasarkan SK 474/SKEP/PSSI-PB/X/2025.
“Kami bicara organisasi, ada aturan yang mengatur. Yang sah hanyalah kepengurusan berdasarkan SK 474… SK sebelumnya dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. Plt yang ditunjuk resmi adalah saya, dengan mandat melaksanakan kongres PSSI Fakfak 2025,” tegasnya.
Setelah berkoordinasi dengan Ketua Umum KONI Fakfak, yang juga menjabat sebagai Bupati Fakfak, PSSI Fakfak menetapkan jadwal pelaksanaan kongres pemilihan ketua pada minggu kedua Desember 2025.
“Minggu pertama tidak memungkinkan karena ada Kongres Tahunan PSSI Papua Barat. Jadi kongres pemilihan ketua PSSI Fakfak digelar pada minggu kedua Desember dan akan dibuka langsung oleh Ketua Umum KONI Fakfak,” jelas Letsoin.
Pengamat sepak bola senior Fakfak, Jerri Maryen, menyambut baik momentum ini dan berharap semua pihak dapat bersatu.
“Saya berharap perbedaan pendapat tidak menghalangi kemajuan sepak bola Fakfak. Kevakuman yang cukup lama memang memunculkan inisiatif dari berbagai pihak, tetapi semuanya harus kembali pada aturan dan keputusan resmi PSSI Papua Barat,” ujar Maryen.
Ia menekankan bahwa pertemuan awal ini harus menjadi “pintu masuk komunikasi, pembinaan, dan penyatuan kembali semua elemen sepak bola.”
Senada dengan itu, Perwakilan klub Sinar Onim, Rois Uswanas, menyampaikan harapan besar klub-klub agar PSSI Fakfak segera normal kembali.
“Sepak bola Fakfak harus hidup kembali. Kompetisi harus berjalan sesuai aturan PSSI Papua Barat dan pusat, supaya ada regenerasi. Jangan hanya futsal saja yang berkembang,” kata Uswanas, sambil menyoroti perlunya memanfaatkan fasilitas stadion yang kini jauh lebih baik. (IB).











