BERITAPRESS, LAHAT | Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kabupaten Lahat, Vivi Anggareni SSTP MSi, menyampaikan bahwa sektor perkebunan kopi memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Kabupaten Lahat memiliki areal perkebunan kopi seluas 54.441 hektar dengan total produksi mencapai 21.601 ton, dan rata-rata produksi 500 hingga 700 kilogram per hektar.
“Adapun kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi, melalui peremajaan tanaman, memberdayakan petani kopi agar lebih terampil dalam mengelola kebun dengan pendekatan teknologi budidaya yang baik dan mendukung pengembangan ekonomi,” ungkap Vivi pada Senin, 16 Desember 2024.
Ia menjelaskan bahwa bantuan disalurkan kepada beberapa kelompok tani (poktan) di berbagai desa dengan rincian sebagai berikut:
- Poktan Tunas Maju, Desa Kota Raya Lebak, Kecamatan Pajar Bulan, luas lahan 30 hektar, menerima 30.000 batang bibit kopi robusta dan 12.000 kg pupuk organik.
- Poktan Karya Bakti, Desa Rambai Kaca, Kecamatan Sukamerindu, luas lahan 30 hektar, menerima 30.000 batang bibit kopi robusta dan 12.000 kg pupuk organik.
- Poktan Karya Muda, Desa Nanti Giri, Kecamatan Jarai, luas lahan 25 hektar, menerima 20.000 batang bibit kopi robusta dan 10.000 kg pupuk organik.
- Poktan Talang Teluk, Desa Genting, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, luas lahan 25 hektar, menerima 25.000 batang bibit kopi robusta dan 10.000 kg pupuk organik.
- Poktan Desa Muara Danau, Kecamatan Tanjung Tebat, luas lahan 13 hektar, menerima 13.000 batang bibit kopi robusta dan 5.200 kg pupuk organik.
- Poktan Karya Bakti, Desa Tanjung Tebat, Kecamatan Tanjung Tebat, luas lahan 27 hektar, menerima 27.000 batang bibit kopi robusta dan 10.800 kg pupuk organik.
“Total keseluruhan bantuan adalah 150.000 batang bibit kopi robusta dan 60.000 kg pupuk organik yang disalurkan untuk luasan lahan total 150 hektar,” tambahnya.
Senada dengan Vivi, Pj Bupati Lahat, Imam Pasli SSTP MSi, menjelaskan bahwa sektor perkebunan dan pertanian memberikan kontribusi sebesar 31 persen terhadap pendapatan Kabupaten Lahat, setelah sektor pertambangan (45 persen) dan diikuti sektor perdagangan (10 persen).
“Dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, walaupun pada waktu itu usulan telah tutup, semangat memperjuangkan masyarakat tetap menjadi prioritas,” katanya.
Imam juga menyoroti bahwa kebutuhan kopi dalam negeri yang terus meningkat menjadi peluang besar bagi Kabupaten Lahat untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kopi.
“Namun, luas perkebunan kopi tidak diikuti dengan produktivitas tinggi. Faktor cuaca, aspek pengolahan, dan usia tanaman menjadi kendala yang harus diatasi melalui peremajaan,” pungkas Imam Pasli. (Sigi)