Ngakak

“Industri Agro Naik Daun, Ekonomi Jadi Superhero”

×

“Industri Agro Naik Daun, Ekonomi Jadi Superhero”

Sebarkan artikel ini
foto: Kemenperin.go.id

EKONOMI Indonesia itu ibarat kapal, sektor industri agro adalah nakhoda yang nggak cuma pegang kemudi, tapi juga bawa kargo ekspor senilai USD37 miliar sambil nyanyi lagu dangdut di geladak kapal. Gak percaya? Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bilang, sektor ini menyumbang 52,07 persen dari PDB industri pengolahan nonmigas dan 8,96 persen PDB Nasional pada semester pertama 2025.

Intinya, agro bukan cuma motor ekonomi, tapi “motor gede” yang bikin negara ini jalan lancar, bahkan saat hujan badai harga minyak dunia.

Dari sisi tenaga kerja, sektor ini menyerap 9,8 juta orang, alias separuh penduduk industri pengolahan nonmigas. Jadi, kalau ekonomi itu sekolah, agro ini yang selalu angkat tangan jawab soal.

Bayangkan, Indonesia kirim minyak sawit, rumput laut, dan kakao ke seluruh dunia, dan pulang-pulang kantornya dapet surplus neraca dagang USD26,96 miliar. Angka ini lebih besar daripada saldo rekening gue pas tanggal tua eh, maksudnya, luar biasa lah!.

Industri agro bikin Indonesia bukan sekadar produsen, tapi superprodusen global. Minyak sawit kita nomor satu dunia, karet nomor dua, rumput laut nomor tiga. Kalau ada Olimpiade Komoditas Dunia, Indonesia pasti bawa pulang medali emas sambil joget poco-poco di podium.

Ngomongin agro itu nggak cuma soal menanam atau panen, tapi mengubah bahan mentah jadi produk bernilai tinggi. Biji kakao misal, nggak cuma jadi cokelat buat ngemil, tapi bisa naik kelas jadi cokelat premium yang bikin bule di Eropa rela antre beli.

Kementerian Perindustrian tengah mendorong strategi SBIN (Strategi Baru Industrialisasi Nasional) untuk menguatkan rantai pasok dari hulu ke hilir. Maknanya gampang, jangan cuma jual biji, olah dulu, bikin produk keren, baru jual. Pepatah lama bilang, “Air susu dibalas dengan air tuba,” tapi kalau kita olah biji kakao jadi cokelat, semua orang senyum lah.

Investasi sektor agro semester I 2025 mencapai Rp85,05 triliun. Angka ini bikin kepala pusing tapi kantong senang. Bayangin, 9,8 juta orang bisa kerja produktif, dari petani sampai produsen olahan pangan. Kalau ekonomi itu kayak pesta rakyat, agro ini yang bawa nasi tumpeng terbesar di tengah lapangan.

Dan jangan salah, sektor ini juga jadi magnet investor. Mereka rela masuk Indonesia karena peluangnya segede gunung. Dan kuncinya sederhana, agro itu gabungan antara alam, kerja keras, dan teknologi.

Zaman sekarang, kalau gak pakai teknologi, sama aja naik sepeda sambil lawan truk tol. Kemenperin pun mendorong agro pakai sistem industri 4.0, mulai dari pengolahan data, rantai pasok, sampai inovasi produk. Dengan langkah ini, nilai tambah produk bisa hingga 180 kali lipat dibanding bahan mentahnya.

Jadi jangan heran kalau kopi pagi lo, cokelat camilan lo, sampai mi instan malam Jumat lo, semua punya “superpower” buat Ekonomi Nasional. Agro bikin semuanya lebih berharga, kayak mantra sulap yang bikin semua bahan mentah jadi primadona ekspor.

Industri agro juga ngajarin kita satu hal kolaborasi itu penting. Petani, koperasi, dan produsen harus kompak. Kalau gak, hasil panen bisa mubazir. Makanya, konsep agro modern nggak cuma soal uang, tapi juga keberlanjutan, energi efisien, sertifikasi organik, dan prinsip industri hijau.

Analoginya gampang yaitu, kalau mau bikin sate enak, daging segar aja nggak cukup. Bumbu, arang, api, dan tukang masaknya harus sinkron. Agro juga gitu.

Pameran Industri Agro 2025 yang berlangsung 28–31 Oktober di Jakarta bukan cuma ajang jualan. Ini ajang narsis nasional!.

Mulai dari furnitur, minyak atsiri, olahan pangan, sampai pet food, semua pameran. Tema “Agro Industri Maju, Ekonomi Tumbuh Tangguh” bukan sekadar jargon, tapi bukti kalau agro serius bikin ekonomi Indonesia kuat tapi tetap fun.

Kalau ada pelajaran dari sektor agro, sederhana tapi dalam manfaatkan potensi lokal, olah dengan cerdas, dan jangan takut pakai teknologi.

Pepatah bilang, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian,” sama kayak industri agro, dari bahan mentah sampai produk jadi, semua butuh proses, kerja keras, dan inovasi.

Indonesia punya superhero ekonomi bernama agro, yang bukan cuma bikin ekspor naik, tapi juga kerjaan orang banyak, kemandirian industri, dan tentu saja, kopi pagi lo terasa lebih nikmat karena ada tangan agro di belakangnya.

Jadi lain kali kalau lo minum jus rumput laut atau ngemil cokelat, ingat itu bukan cuma makanan, tapi juga bagian dari cerita Ekonomi Nasional.[***]