Scroll untuk baca artikel
Palembang

Eceng Gondok Sungai Lambidaro Gandus Dibersihkan

×

Eceng Gondok Sungai Lambidaro Gandus Dibersihkan

Sebarkan artikel ini

PALEMBANG | Saluran Sungai Lambidaro Kelurahan dan Kecamatan Gandus yang tadinya dipenuhi eceng gondok (eichhornia crassipes), kini bersih dan aliran airnya lancar kembali.

Lancarnya saluran air sungai tersebut, dibersihkan Walikota Palembang H Harnojoyo dan warga setempat dalam program bersih-bersih sungai, yang dilakukan secara bergotong royong, Minggu (10/7/2023).

Menurut Walikota melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang Ir H Ahmad Bastari MT IPM ASEAN-Eng, mengatakan bahwa budaya gotong royong masyarakat setempat masih tetap terjaga.

“Program gotong royong bersama warga itu kami laksanakan sejak pukul 6.10 hingga 9.20 Wib. Selain membersihkan lumpur dan sedimentasi di kedalaman anak Sungai Lambidaro tersebut,” ujar Bastari seusai pelaksanaan gotong-royong di Jalan Karang Sari RT 05 RW 001 Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus Palembang.

Eceng gondok yang numplek di permukaan air sungai itu, katanya, benar-benar menghambat lajunya aliran Sungai Lambidaro tersebut.

“Menurut pendapat saya, normalisasi anak sungai yang dilakukan secara bersama-sama ini sangat baik untuk menyatukan persepsi pemerintah dan masyarakat,” katanya.

Bastari sangat bersyukur bahwa budaya gotong-royong di kalangan warga masih tetap dilakukan secara lestari, setiap hari Minggu. “Dengan lancarnya laju air sungai tersebut, dampak baiknya bisa mengendalikan banjir,” ujar Bastari.

Menurut dia, gotong-royong membersihkan Sungai Lambidaro Gandus tersebut, selain Walikota H Harnojoyo, Dinas PUPR Kota Palembang, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), beserta warga setempat.

“Tekad kita adalah bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, disertai bekerja ikhlas,” katanya.

Seusai melaksanakan program gotong-royong setiap hari Minggu, Pemerintah Kota Palembang memberi santuran berupa sembilan bahan pokok (sembako) kepada masyarakat dan anak-anak yatim piatu. (*)

Laporan Anto Narasoma