BERITAPRESS.ID, FAKFAK/Jelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) perdana masuknya Islam di Tanah Papua pada 8 Agustus 2025 dan HUT ke-4 masuknya Katolik di Pulau Bone pada 22 Mei, sejumlah anggota DPR Papua Barat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Fakfak.
Dalam kunjungan tersebut, Fachry Tura, anggota Komisi II DPR Papua Barat, menyampaikan harapan agar seluruh elemen masyarakat Fakfak turut mendukung dan menyukseskan acara bersejarah tersebut, (5/7/2026).
“Walaupun hari ulang tahun pertama ini dengan berbagai kendala, tetapi saya berharap sebagai anak Fakfak dan kemudian seluruh masyarakat Fakfak mari sama-sama kita berkontribusi dan berapresiasi lebih untuk acara ini. Kita harapkan ini bisa menjadi efek yang besar untuk kemajuan Fakfak ke depan,” ujarnya.
“Dengan segala ikhtiar dan waktu yang mepet ini, mari sama-sama kita warga Fakfak lakukan apa yang bisa untuk kelancaran acara ini. Ini bukan saja buat kita, tetapi ini terkait peradaban yang berkelanjutan,” katanya.
Fachry juga menekankan pentingnya infrastruktur penunjang seperti menara sinyal dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) demi kelancaran kegiatan HUT perdana Islam masuk ke Tanah Papua.
Sementara itu, Dantopan Sarungallo dari Komisi IV menyoroti pentingnya sinergitas antara pemerintah provinsi dan kabupaten Fakfak sebagai tuan rumah kegiatan besar ini.
“Dalam waktu dekat, persiapan HUT ini harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Fakfak, khususnya terkait fasilitas MCK untuk kegiatan pembukaan pada 8 Agustus,” katanya.
“Penetapan situs peradaban agama Islam dan Katolik ini jangan hanya jadi kegiatan seremonial. Kampung Gart memiliki potensi luar biasa, dan bisa dijadikan destinasi wisata religi ke depan. Ini tentu akan berdampak positif pada ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Dantopan juga menambahkan bahwa pihaknya mendengar keluhan warga terkait kesulitan menjual hasil laut mereka.
“Ini juga menjadi perhatian kita semua,” katanya.
Sementara itu, Salim Alhamid, Ketua Komisi I DPR Papua Barat, turut mengapresiasi antusiasme masyarakat Distrik Furwagi, khususnya Kampung Rumbati yang dipimpin oleh Raja Abdul Gani I Bauw.
“Masyarakat sangat antusias menerima kami. Kami meminta peran aktif pemerintah daerah Fakfak dalam kegiatan ini. Kewenangan provinsi dan kabupaten harus berjalan sinergis dalam membangun situs keagamaan,” ujarnya.
Diwaktu yang sama, Andrianus Mansin, anggota Komisi I, menekankan pentingnya perhatian khusus dari pemerintah terhadap akses dan fasilitas dasar.
“Jujur saya mau sampaikan, ini harus ada perhatian khusus. Pertama, transportasi kapal yang menghubungkan kampung-kampung dengan kabupaten. Kedua, air dan MCK itu fatal sekali,” tegasnya.
“Waktunya sudah terlalu mepet. Fasilitas harus dibangun duluan. Karena ini momen pertama, pasti banyak orang akan datang melihat lokasi langsung, jadi tidak bisa dibuat di kota kabupaten, harus di lokasi yaitu Kampung Gar,” katanya.
Turut hadir dalam kunjungan kerja ini: H. Asri, Amin Ngabalin, Clifford H. Ndarmana, Dantopan Sarungallo, Andrianus Mansin, Fachry Tura, dan Iskandar Tassa. (IB).