Palembang

Dicari Sosok Pemimpin Tepat untuk KKSS Sumsel “Menjemput Kebangkitan, Meninggalkan Bayang Stagnasi”

×

Dicari Sosok Pemimpin Tepat untuk KKSS Sumsel “Menjemput Kebangkitan, Meninggalkan Bayang Stagnasi”

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS.ID, PALEMBANG | Ada masa ketika nama Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sumatera Selatan berdiri sebagai simbol kebanggaan, rumah bagi identitas yang dibawa dari tanah leluhur, ruang kebersamaan yang menghubungkan saudara sekampung di tanah rantau. Namun dalam hampir satu dekade terakhir, gema itu memudar perlahan. Organisasi besar ini tetap berjalan, tetapi seperti kapal yang kehilangan arah. Ia masih terapung, namun tidak benar-benar bergerak. Konsolidasi melemah, agenda organisasi tidak berkesinambungan, dan energi kolektif yang dahulu menyala kini tinggal barisan kenangan. Padahal, dalam skala jaringan, sumber daya manusia, serta posisi sosial, KKSS Sumsel adalah kekuatan besar yang seharusnya mampu menjadi pusat budaya, solidaritas, ekonomi, dan kontribusi sosial yang nyata di Sumatera Selatan.

Kini momentum penting itu kembali datang: momentum suksesi. Ini bukan sekadar agenda rutin pergantian kepemimpinan organisasi, tetapi kesempatan untuk menentukan masa depan. Pertanyaannya pun muncul dengan tegas: akankah KKSS Sumsel bangkit dengan pemimpin yang tepat, atau kembali terjebak dalam lingkar stagnasi yang sama? Yang lebih mendasar lagi: mampukah kita belajar dari masa lalu, atau akan dengan mudah mengulang kesalahan yang sama hanya karena kepentingan jangka pendek dan pertimbangan pragmatis?

Untuk menjawab itu, ada satu fondasi utama yang tidak boleh dinegosiasikan: integritas. Pemimpin KKSS Sumsel bukan hanya pemegang jabatan, tetapi penjaga nilai dan marwah komunitas. Ia bukan sekadar orang yang berada di depan, tetapi seseorang yang menjadi wajah organisasi dan standar moral bagi seluruh anggota. Integritas adalah kompas kepemimpinan, tanpa itu, arah organisasi akan mudah diarahkan oleh kepentingan pribadi, tekanan eksternal, atau godaan kekuasaan dan transaksi. Pemimpin yang berintegritas berani mengatakan tidak pada godaan pragmatisme, berani mengambil keputusan sulit demi kepentingan bersama, serta rendah hati menerima kritik sebagai bagian dari mekanisme perbaikan organisasi.

Namun integritas saja belum cukup. KKSS Sumsel membutuhkan pemimpin yang memiliki visi yang jelas, terencana, dan terukur. Visi yang tidak hanya manis di spanduk dan baliho, tetapi yang mampu diterjemahkan menjadi strategi nyata, program konkret, dan perubahan yang dirasakan oleh anggota. KKSS membutuhkan pemimpin yang mampu membaca zaman, memahami kebutuhan anggota, dan menyusun langkah strategis dalam pemberdayaan ekonomi, pelestarian budaya, penguatan jaringan sosial, dan kaderisasi generasi muda. Tanpa visi dan arah, organisasi sebesar ini hanya akan menjadi serangkaian acara seremonial yang menghilang setelah dokumentasi diposting, bukan gerakan kolektif yang mengubah keadaan.

Di titik inilah muncul kesalahpahaman yang sering terjadi dalam organisasi berbasis komunitas: memilih pemimpin hanya karena ia kaya. Banyak yang berpikir bahwa pemimpin kaya adalah solusi cepat, karena ia dianggap mampu membiayai kegiatan organisasi. Padahal, sejarah menunjukkan hal sebaliknya, kekayaan pribadi tidak pernah bisa menggantikan sistem organisasi yang sehat. Ketika organisasi dibangun atas dasar patronase finansial, yang tumbuh bukan loyalitas tulus, tetapi loyalitas transaksional. Kritik dianggap ancaman, program berjalan hanya ketika kantong pemimpin terbuka, dan kaderisasi macet karena kontribusi diukur bukan dari kapasitas, melainkan kedekatan. Organisasi yang dibangun tanpa sistem akan runtuh begitu sumber dana berhenti. Ketergantungan adalah bentuk kemunduran yang paling berbahaya karena ia berjalan diam-diam, tanpa disadari, sampai akhirnya organisasi kehilangan daya hidupnya.

Kesalahan kedua yang sering muncul adalah memilih pemimpin hanya karena ia memiliki jabatan politik. Memang, seorang politisi membawa akses, jejaring, dan pengaruh. Namun organisasi berbasis kebudayaan dan kekeluargaan seperti KKSS bukan ruang politik praktis. Ketika organisasi dipimpin dengan pendekatan politis, maka potensi konflik internal meningkat, agenda organisasi rentan berubah menjadi instrumen pencitraan, dan anggota mulai terkotak, bukan karena budaya, tetapi karena pilihan politik. Lebih jauh lagi, organisasi kehilangan ruhnya sebagai rumah bersama. Padahal KKSS adalah tempat semua anak rantau bernaung, bukan panggung kampanye terselubung.

Semua risiko itu bermuara pada satu ancaman terbesar: hilangnya identitas kolektif. Organisasi yang seharusnya menjadi kebanggaan berubah menjadi nama tanpa makna, hidup tetapi tidak bernyawa. Kegiatan menjadi rutinitas kosong, keanggotaan hanya formalitas, dan semangat kebersamaan berubah menjadi basa-basi kosong.

Karena itu, pemimpin yang dibutuhkan KKSS Sumsel bukanlah penguasa, melainkan penyala semangat. Ia adalah sosok yang hadir bukan untuk mendominasi, tetapi untuk mempersatukan. Bukan untuk membeli loyalitas, tetapi untuk membangun sistem. Bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Pemimpin yang sadar bahwa jabatan ini bukan kehormatan pribadi, tetapi amanah budaya.

Suksesi kali ini adalah titik balik. Bukan sekadar memilih ketua, tetapi memilih arah sejarah, bangkit atau kembali tenggelam dalam stagnasi. Keputusan ada pada keluarga besar KKSS di Sumatera Selatan. Inilah momen ketika kita harus memilih dengan hati yang jernih, pikiran yang dewasa, dan pertimbangan berbasis nilai bukan kepentingan transaksional atau pragmatis.

Kini saatnya KKSS Sumsel berdiri kembali dengan gagah. Saatnya memilih pemimpin yang menghidupkan, bukan sekadar menempati posisi. Pemimpin yang membangun masa depan, bukan hanya mengulang masa lalu. Pemimpin yang memantik kebanggaan, bukan yang membawa organisasi menjadi perpanjangan ambisi.

Perubahan besar selalu dimulai dari satu keputusan penting: keberanian memilih pemimpin yang benar. Bukan karena kaya atau finansial. Bukan karena jabatan. Tetapi karena integritas, visi, kapasitas, dan cinta tulus pada komunitas yang ia pimpin. Dari keputusan inilah kebangkitan bermula. Dari kesadaran inilah masa depan KKSS Sumsel akan ditentukan.*