Program Bedah RTLH Palembang Dimulai, Enam Kecamatan Jadi Sasaran Utama
KALAU rumah-rumah di Palembang bisa curhat, mungkin sekarang mereka bakal bilang,
“Akhirnya aku dibenerin, bukan cuma dilap-lap pakai doa tiap malam!”
Soalnya, Wali Kota Ratu Dewa resmi ngumumin 1.500 Rumah Tidak Layak Huni bakal dibedah tahun ini.
Iya, seribu lima ratus, bro…mantap!.
Jumlah yang kalau dikumpulin mungkin bisa ngajak bikin turnamen Mobile Legends antar-RTLH.
Kabar ini muncul abis Dewa rapat virtual sama Menteri PKP belum lama ini.
Rapatnya online, tapi efeknya bakalan offline banget, terutama buat warga yang tiap hujan langsung siap-siap ambil ember, loyang, baskom, sampai tutup panci buat nampung titik-titik bocor yang muncul “random location unlocked!”.
Bahkan ada warga yang bilang “Rezeki tuh kadang bukan duit, tapi atap yang nggak bunyi tek tek tek kalau hujan”.
Dari totalnya 1.500 unit itu, 1000 unit ditanggung Kementerian PKP.
Sementara 500 unit dari CSR perusahaan.
Ini mungkin pertama kalinya dunia usaha kompak bukan buat rebutan tender, tapi rebutan pahala.
Pemkot juga sudah tandai enam kecamatan yang RTLH-nya paling “baper”, sedikit digoyang angin langsung goyah mental, seperti di Gandus, SU 1, SU 2, Bukit Kecil, IB 1 dan IB 2
Warga di enam kecamatan ini mungkin langsung teriak dalam hati “Yes! tahun depan tidur nggak perlu pake helm lagi!”.
Menteri PKP Maruarar Sirait rencananya datang awal Desember.
Mendengar itu, beberapa warga langsung sapu halaman, padahal halamannya cuma tanah campur daun-daun malu.
Ada yang tiba-tiba ngepel rumah, padahal lantainya papan, begitu dipel malah bolong satu.
Pak Menteri nanti bukan cuma lihat RTLH, tapi juga UMKM.
Ini kunjungan kombo cek rumah, cek dapur, cek usaha, cek apakah gorengan emak-emak di TikTok itu beneran garing.
Oleh sebab itu, “Siapo Cepat Dio Dapet Pahalo”, masih ada 1.500 unit lagi yang belum kebagian.
Pemkot nggak mau menyerah, langsung buka lelang buat pengembang & BUMN.
Estimasi biaya Rp30 juta per rumah.
Dengan Rp30 juta itu harapannya rumah warga bisa naik kelas dari “Rumah Anti-Pencuri karena Siapa Pun Takut Masuk”.
menjadi “Rumah Layak Huni dan Tidak Ada Kebocoran Mode Hard”.
Total RTLH ada 3.067 unit, tahun ini, 1.500 disentuh. Sisanya dikejar biar Palembang bukan cuma kota pempek, tapi juga kota hunian layak.
Ini bukan proyek asal jadi, tapi proyek yang bikin warga akhirnya bisa tidur tanpa takut atapnya jatuh, nyangkut di kepala, terus besok masuk berita.
Jadi, rumah itu kayak hubungan. Kalau dari awal rapuh, jangan cuma didoain harus diperbaiki, dan kalau pemerintah, swasta, dan masyarakat kerja bareng, bukan cuma rumah yang bahagia… penghuninya juga ikut naik level hidupnya. Ingatlah, “Bocor itu ujian, tapi memperbaikinya adalah keimanan”.[***]

























