Ngakak

Bambu Indonesia Bisa Jadi Emas, Perajin Masih Bingung!

×

Bambu Indonesia Bisa Jadi Emas, Perajin Masih Bingung!

Sebarkan artikel ini
foto : Kemenperin

Dari anyaman kampung ke furnitur dunia, bambu kita punya peluang emas asal perajin tahu caranya.

BAMBU Indonesia punya potensi besar untuk jadi furnitur kelas dunia. Sayangnya, banyak perajin lokal masih bingung memanfaatkan peluang emas ini, sambil berharap bambu tiba-tiba bisa menambah saldo rekening sendiri.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam rilis kemenperin menegaskan  bambu bisa menjadi alternatif kayu yang ramah lingkungan dan mendukung ekonomi sirkular, asal dikelola dengan tepat.

Bambu itu kuat, lentur, cepat panen, dan ramah lingkungan. Bahkan tahan gempa, bro! Bisa dibikin papan, furnitur, eco-resort, hingga cangkir kopi lucu yang bikin barista Starbucks ngiri.

Menteri Agus menambahkan, “Bambu tidak hanya murah dan mudah dibentuk, tapi juga cocok untuk wilayah rawan gempa karena sifatnya yang lebih tahan guncangan”.

Sayangnya, sebagian perajin masih pakai teknik tradisional warisan nenek moyang jadinya bambu kuat tapi nilai jualnya belum maksimal.

Pepatah bijak modern bilang “Air tenang menghanyutkan, tapi bambu liar pun bisa jadi jembatan emas”. Maksudnya, bambu liar bisa bernilai tinggi kalau diarahkan dengan inovasi dan teknologi.

Pemerintah melalui Ditjen IKMA bekerja sama dengan Yayasan Pengrajin Bambu Indonesia (YPBI) menyelenggarakan pelatihan dan fasilitasi mesin canggih.

Hasilnya? Bambu yang dulu jadi anyaman tikar sekarang bisa jadi plafon interior Employee Centre Toyota, cangkir minum lucu, dan furnitur eco-resort Bali yang bikin tamu selfie 100 kali.

Menteri Agus menekankan, “Pengolahan pascapanen dan teknologi modern sangat penting agar kualitas bambu konsisten dan bisa bersaing di pasar global”

Tapi jangan salah, mesin canggih tanpa skill perajin itu ibarat es krim tanpa cone masih enak, tapi kurang lengkap. Mesin potong dan laminasi cuma alat, manusia tetap jadi otak kreatifnya.

Pasar furnitur ramah lingkungan global diprediksi naik dari USD74 miliar (2024) ke USD118 miliar (2034). Artinya, bambu bukan sekadar kayunya orang desa, tapi bisa jadi investasi masa depan.

Oleh sebab itu jangan cuma diam di hutan menunggu rejeki jatuh. Kreativitas plus teknologi plus konsistensi sama dengan  bambu naik kelas, perajin untung, alam tetap lestari.

Filosofi hidup versi bambu “Kalau cuma berdiri diam, angin lewat dan kita tak berbuah. Tapi kalau dibimbing dan ditempa, kita bisa menahan badai dan memberi manfaat bagi banyak orang”

Bambu Indonesia punya segalanya, yaitu kuat, lentur, cepat panen, dan ramah lingkungan. Tantangannya adalah skill perajin, teknologi olahan, dan pemasaran global. Tapi kalau digabungkan, bambu bisa naik kelas dari anyaman desa jadi furnitur dunia.

Seperti kata pepatah modern “Yang pandai memanfaatkan bambu, bisa bikin kursi dari batang dan rekening dari ide”