Scroll untuk baca artikel
Palembang

Antisipasi Banjir, Sampah Sungai Aur Dibersihkan

×

Antisipasi Banjir, Sampah Sungai Aur Dibersihkan

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS, PALEMBANG | Usaha keras pemerintah dan masyarakat untuk membersihkan aliran sungai dari ketersendatan akibat tanaman eceng gondok dan sampah yang dibuang sembarangan, terus dilakukan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang Ir H Ahmad Bastari Yusak MT IPM ASEAN-Eng, mengatakan bahwa pembersihan kali ini difokuskan ke aliran Sungai Aur di Jalan Tembok Baru Lorong Sepakat Kelurahan 9-10 Ulu Kecamatan Jakabaring Palembang.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Sebab budaya gotong royong yang dilakukan warga RT 11, 12, 13, 14, 15, 16 RW 03 dan RT 17 RW 04 Kelurahan 9-10 Ulu masih terjalin baik,” ujar Ahmad Bastari kepada awak media ini, Minggu (13/8/2023).

Karena itu Bastari dan tim dari Dinas PUPR Kota Palembang secara ikhlas terjun ke lapangan bersama masyarakat.

Dengan mengenakan pakaian kerja lapangan, tanpa segan-segan Bastari terjun ke Sungai Aur untuk ikut membersihkan eceng gondok dan sampah lainnya yang menghambat aliran sungai.

“Bersih-bersih Sungai Aur ini kita lakukan untuk mengantisipasi banjir yang biasa terjadi di bulan September. Karena itu kami dan masyarakat secara bahu-membahu membersihkan sungai ini,” ujar Bastari dengan tubuh diperciki lumpur Sungai Aur.

Menurut dia, aktivitas pekerjaan itu memang harus dilakukan secara cepat. Sebab bulan depan, sudah memasuki iklim musim hujan.

Menurut Bastari, karena terjadinya hambatan sungai akibat timbunan sampah dan eceng gondok, maka terjadilah sedimentasi yang membuat dasar sungai menjadi dangkal.

“Inilah yang akan mengancam kawasan sungai itu terjadi banjir. Maka dengan cepat kami dan masyarakat setempat secara bersama mengangkat sampah dan eceng gondok dari kawasan sungai,” katanya.

Maka dalam kegiatan itu masyarakat diimbau untuk bekerja keras, bekerja cerdas, tuntas, dan ikhlas.

“Alhamdulillah, aliran sungainya sekarang sudah lancar. Semoga tak akan terjadi banjir jika musim hujan tiba pada bulan September nanti,” ujar Bastari.

Ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi apabila aktivitas gotong-royong seperti itu tidak dilakukan setiap minggu.

Sebab setiap kegitan itu dilakukan, kata Bastari, berapa ton sampah yang diangkat dari saluran air, akan menghambat kelancaran alur sungai. “Kalau tidak rajin dibersihkan, Masya Allah, banjir pasti akan terjadi,” ungkapnya.

Secara nonfisik, katanya, ini tak bisa dinilai dengan apapun. Karena itu Bastari membuka kesadaran warga agar pola pikir mereka akan tetap peduli untuk menjaga kebersihan sungai. “Artinya, mereka tidak akan membuang sampah sembarangan ke sungai,” ujar Bastari menutup perbincangan. (*)

Laporan Anto Narasoma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *