Scroll untuk baca artikel
Palembang

Acara Perang Lima Hari Lima Malam, Vebri Al-Lintani Sayang Tak Ada Respons

×

Acara Perang Lima Hari Lima Malam, Vebri Al-Lintani Sayang Tak Ada Respons

Sebarkan artikel ini

PALEMBANG | Tahun ketiga peringatan pertempuran lima hari lima malam, menyesakkan hati penggagas acara tersebut.

Koordinator acara Vebri Al-Lintani, mengatakan bahwa kekesalan hati yang dirasakan itu karena tak ada respons dari pihak Komando Daerah Militer (Kodam) II Sriwijaya dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel).

“Padahal acara perang lima hari lima malam ini merupakan bentuk perjuangan rakyat melawan Belanda,” ujar Vebri, di Gedung Kesenian Palembang, Senin (1/1/ 2024).

Bahkan, katanya, dalam sejarah perang lima hari lima malam tersebut, perlawanan rakyat itu telah menyulitkan pihak Belanda yang ingin menjajah kembali daerah ini.

“Tapi sayang pihak Kodam II Sriwijaya yang kami harapkan dapat membantu peringatan pertempuran lima hari lima malam ini, tak respons sama sekali. Saya kecewa,” kata Vebri sesuasai acara itu.

Vebri berharap dalam pelaksanaan peringatan perang lima hari lima malam di tahun mendatang, pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat memberikan bantuan dan dorongan semangat bagi acara itu.

Menurut Vebri, perayaan perang lima hari lima malam ini yang dilaksanakan sejak pukul 8.00 Wib hingga selesai itu, digagas berbagai komunitas yang ada di Kota Palembang.

Dalam pelaksanaannya, kata Vebri, pihaknya didukung Komunitas Jeep, Vespa, dan sepeda ontel. “Bahkan respons masyarakat sangat membanggakan kita,” ujarnya.

Acara perayaan perang lima hari lima malam itu, kata Vebri, diawali dari Gedung Kesenian Palembang di Benteng Kuto Besak, kemudian melalui Jalan Merdeka, lalu dilanjutkan ke Jalan Jenderal Sudirman, melewati Pasar Cinde, serta ke bundaran Rumah Sakit RK Charitas, lalu kembali lagi Jalan Sudirman, terus ke Jembatan Ampera –ke arah Kertapati–, melewati Jembaran Musi VI dan kembali lagi ke Gedung Kesenian Palembang Sekanak.

Dalam kegitan itu, ujar Vebri, dilakukan teaterikal terkait perang lima hari lima malam oleh peserta. “Bahkan ada yang membaca puisi. Saya berharap, di tahun-tahun mendatang pihak Kodam II Sriwijaya dan Pemprov Sumsel dapat memberi bantuan untuk memeriahkan acara tersebut,” ujarnya. (*)

Laporan Anto Narasoma