Berita

“Disdukcapil Palembang Turun ke Lorong, KK, KTP & KUA Siap Ngacir!”

×

“Disdukcapil Palembang Turun ke Lorong, KK, KTP & KUA Siap Ngacir!”

Sebarkan artikel ini
foto : kominfo palembang

SEBUAH kota yang padat tapi rapi, di mana warga kadang masih bingung soal KTP hilang atau KK tercecer di lemari tua. Biasanya, kalau mau urus dokumen, warga mesti siap-siap antre panjang, capek berdiri, kopi panas di tangan, dan doa ekstra supaya nama nggak salah ketik. Tapi sekarang? Palembang punya rencana yang bikin warga senyum-senyum sendiri.

Mulai akhir November nanti, petugas Disdukcapil bakal naik motor ke lorong-lorong, menyusuri gang sempit, gang besar, bahkan lorong yang biasanya cuma dilewati kucing kampung.

Tujuannya? Pastinya mastiin KTP, KK, dan akta kelahiran warga tercatat rapi. Kalau dulu warga harus jalan jauh ke kantor pusat, sekarang cukup senyum ke petugas yang datang sendiri ke rumah dan ya, bawa motor lengkap dengan helm dan semangat 100%.

Plt. Kepala Disdukcapil, Allan Gunnery, kemarin lagi ngajarin petugas cara ngurus dokumen. Ia menyebutnya “bootcamp petugas”, pelatihan supaya kepala seksi kecamatan, sekretaris kelurahan, sampai petugas KUA bisa mengelola dokumen dengan benar, tertib, akurat, dan… gampang dibaca warga.

Allan sempat bercanda “Kalau KTP kamu nyasar, jangan salahkan tetangga. Bisa jadi motor Disdukcapil lagi macet di jalan!”.

Di balik candaan itu, pesannya serius, yaitu administrasi kependudukan itu pondasi segala layanan publik. Pendidikan, kesehatan, perumahan, kesejahteraan sosial, semua bergantung pada data yang valid.

Tanpa KK dan KTP yang akurat, program bantuan Nasional bisa nyasar, bantuan kesehatan salah alamat, dan sekolah kadang bingung siapa yang berhak fasilitas.

Sekda Kota Palembang, Aprizal Hasyim, menambahkan bumbu dramatis tapi lucu “Dibayangkan tanpa administrasi rapi, kita bakal tersesat. Warga bisa kebingungan sendiri, capek, dan gemas!”.

Ia juga menekankan koordinasi antar instansi itu penting. Bukan hanya Disdukcapil, tapi KUA ikut nimbrung, khususnya urusan akta pernikahan. Jadi pasangan yang baru menikah nggak cuma senang di pelaminan, tapi juga datanya langsung aman tersimpan rapi.

Disdukcapil kini punya sembilan UPT yang masing-masing melayani 2–3 kecamatan. Konsepnya sederhana tapi cerdas, pelayanan lebih dekat ke masyarakat, lebih cepat, dan nggak bikin warga capek.

Kalau dulu warga harus antre berjam-jam di kantor pusat, sekarang cukup tunggu motor Disdukcapil lewat lorong rumah, atau akses layanan digital yang bakal launching akhir November.

Misalnya adegannya seorang warga duduk santai di rumah, capek habis kerja, tiba-tiba terdengar suara motor “vroom vroom” dari gang. Petugas datang, senyum lebar, menyerahkan KTP baru dicetak sambil bilang “Dokumen kamu aman, Mas Bro!”. Warga cuma bisa mengangguk, tersenyum, dan bilang dalam hati “Waduh, pelayanan sekarang beda banget ya, capek-capek tapi lega!”.

Allan dan tim sengaja membumbui sosialisasi dengan humor ringan supaya petugas nggak capek dan bisa menyerap materi lebih santai. Ada sesi tanya jawab penuh canda, ada simulasi “kejutan dokumen nyasar” yang bikin peserta ngakak bareng.

Sekda Aprizal juga menekankan pentingnya mobilitas petugas. Selain motor, fasilitas operasional lainnya bakal mendukung pelayanan mobile. Jadi kalau suatu hari ada warga di gang sempit yang biasanya nggak kebagian pelayanan, petugas bisa menjangkau, memastikan dokumen aman, dan mungkin bikin lelucon kecil supaya warga nggak capek menunggu.

Kalau ditarik kesimpulan, strategi Disdukcapil Palembang ini unik karena menggabungkan tiga hal, antara lain, digitalisasi layanan,  memudahkan warga melek teknologi.

Pelayanan tatap muka di kecamatan & lorong,  memastikan warga yang capek atau kurang melek digital tetap terlayani dan koordinasi dengan KUA & kelurahan untuk  memastikan data akurat, terutama urusan pernikahan dan dokumen keluarga.

Artinya, administrasi kependudukan di Palembang bukan sekadar dokumen di lemari, tapi petugas yang capek tapi senang, naik motor ke lorong, tersenyum ke warga, memastikan hak setiap orang aman. Bukan cuma pelayanan publik biasa, tapi pelayanan yang menyentuh lorong-lorong kehidupan sehari-hari masyarakat.

Seandainya Kota Palembang, di mana warganya bisa tersenyum ketika petugas Disdukcapil lewat, mengetahui KTP, KK, dan akta kelahiran mereka aman.

Di mana dokumen penting bukan lagi hanya kertas, tapi peta harta karun pemerintah yang memastikan pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial tepat sasaran.

Jadi, yang paling penting, yaitu pelayanan publik bisa bikin ngakak, tetap akurat, tapi juga terasa manusiawi. Jadi siap-siap, Palembang! Siapa tahu besok ada motor Disdukcapil meluncur di lorongmu sambil berteriak, “Dokumen aman, warga kece!”.[***]