Scroll untuk baca artikel
Ngakak

Dompet Lega, Harga Turun, Warga Serbu Pasar Murah Palembang

×

Dompet Lega, Harga Turun, Warga Serbu Pasar Murah Palembang

Sebarkan artikel ini
foto : KominfoPalembang

WARGA tampak serbu Pasar Murah Palembang di Griya Borang Indah, Rabu (5/11/2025). Dari karung beras hingga botol minyak goreng, semua tersedia dengan harga miring, bikin dompet lega dan senyum warga merekah. Kegiatan Pasar Murah Palembang ini diselenggarakan oleh Pemkot Palembang bersama BPC HIPMI untuk meringankan beban ekonomi masyarakat sekaligus mendukung pelaku UMKM lokal.

Sejak pintu pasar dibuka, warga antusias. Ada yang berebut karung beras, ada yang antre sambil bercanda, “Eh, jangan taruh di belakang, takut diambil tetangga!”.

Sementara itu, pelaku UMKM dan pengusaha muda ikut meramaikan dengan memamerkan produk unggulan mereka, jadi sekaligus ada mini pameran ekonomi kreatif.

Wali Kota Palembang, H Ratu Dewa, menekankan  pasar murah ini bukan sekadar jual beli. “Ini wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk meringankan kantong warga. Harga stabil, hati senang, perut kenyang,” candanya sambil tersenyum.

Menurut data BPS 2025, ekonomi Palembang tumbuh 5,13 persen dengan inflasi terkendali di 4 persen. Meski tren positif, Dewa mengingatkan masih ada PR, seperti menurunkan angka stunting dan memperkuat ketahanan pangan.

Ketua BPC HIPMI Palembang, Peby Anggi Pratama, menambahkan, lokasi dipilih strategis di pinggiran kota supaya manfaat pasar murah tepat sasaran, bukan hanya untuk warga pusat kota. “Kalau cuma di pusat, banyak yang malas datang. Sekarang semua senang kantongnya lega,” katanya sambil bercanda.

Program ini juga melibatkan pelaku UMKM dan pengusaha muda untuk memperkenalkan produk unggulan mereka. Selain membantu masyarakat berpenghasilan rendah, kegiatan ini juga mendukung ketahanan pangan lokal dan pengendalian inflasi di tingkat daerah.

Pasar Murah Griya Borang Indah membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat bisa membuat ekonomi kerakyatan berjalan tanpa bikin dompet menangis.

Warga pulang dengan kantong belanja penuh, senyum lebar, dan cerita lucu yang bisa dibawa pulang.[***]