BERITAPRESS.ID | Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang serba cepat dan konsumtif, tren gaya hidup minimalis kian diminati masyarakat perkotaan. Bukan sekadar tren sesaat, minimalisme dipandang sebagai solusi untuk melepaskan diri dari tekanan materi, beban pikiran, hingga kekacauan rutinitas harian.
Secara sederhana, minimalisme adalah filosofi hidup yang berfokus pada pengurangan kepemilikan materi maupun komitmen yang tidak perlu, demi memberi ruang pada hal-hal yang lebih esensial. Tujuannya bukan hidup serba kekurangan, melainkan hidup dengan cukup dan lebih sadar dalam menentukan prioritas.
“Minimalisme bukan berarti membuang semua barang, tapi membuat keputusan sadar: mana yang benar-benar kita butuhkan, mana yang hanya jadi beban,” ujar salah satu praktisi gaya hidup minimalis di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Alasan Minimalisme Semakin Diminati
Tren ini berkembang pesat karena menawarkan banyak manfaat, di antaranya:
Mengurangi stres dan kecemasan dengan menciptakan lingkungan yang lebih rapi dan tenang.
Memberi kebebasan finansial melalui pengurangan belanja impulsif dan fokus pada kebutuhan esensial.
Mendukung kepedulian lingkungan, sebab konsumsi yang lebih sederhana berarti limbah yang lebih sedikit.
Mengutamakan pengalaman daripada barang, sehingga kualitas hidup lebih terasa melalui hubungan dan kegiatan bermakna.
Memberi kemudahan dan fleksibilitas karena semakin sedikit barang, semakin ringan pula mengatur hidup.
Langkah Praktis Memulai Minimalisme
Penerapan gaya hidup minimalis bisa dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti merapikan isi lemari, mengurangi notifikasi digital yang mengganggu, hingga membuat anggaran pengeluaran yang lebih terarah. Selain itu, kemampuan untuk berkata “tidak” pada komitmen yang tidak penting juga menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan hidup.
Lebih dari Sekadar Tren
Bagi banyak kalangan, minimalisme bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan perjalanan pribadi menuju kehidupan yang lebih terarah, tenang, dan bermakna. Dengan mengurangi kekacauan fisik maupun mental, seseorang dapat lebih fokus pada hal-hal yang esensial: hubungan, pengalaman, serta pertumbuhan diri. (*)