Scroll untuk baca artikel
Palembang

Saat Tangis dan Doa Mengiringi Sunatan Massal di RSUD Gandus, Kado Haru untuk Palembang yang Berulang Tahun

×

Saat Tangis dan Doa Mengiringi Sunatan Massal di RSUD Gandus, Kado Haru untuk Palembang yang Berulang Tahun

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS.ID, PALEMBANG | Kamis pagi itu, RSUD Gandus Palembang tidak hanya menjadi tempat layanan kesehatan. Ia menjelma menjadi ruang harapan tempat di mana doa-doa yang selama ini menggantung di langit akhirnya menyentuh bumi. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Palembang ke-1342, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan melalui PWI Peduli Sumsel, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palembang, menggelar kegiatan sunatan massal gratis bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.

Sebanyak 100 anak datang dari berbagai sudut kota. Beberapa digandeng ayahnya yang masih mengenakan baju kerja lusuh, sebagian lainnya digendong ibu mereka, takut-takut tapi penuh harap. Mereka datang bukan sekadar mencari layanan medis, tetapi mencari secercah bantuan yang mungkin tak mampu mereka jangkau dalam keseharian.

Pagi itu, RSUD Gandus dipenuhi wajah-wajah cemas, harap, dan senyum. Anak-anak datang dengan langkah kecil yang ragu, menggandeng tangan orang tua mereka. Ada yang tertawa menutupi gugup, ada pula yang memeluk erat ibunya, seolah tahu bahwa ini adalah momen penting dalam hidup mereka.

Di salah satu sudut, seorang ibu tak mampu menahan air mata saat anaknya selesai disunat. Ia menghampiri Ketua PWI Peduli Sumsel, M Rofei Husin, menunduk sambil berusaha menenangkan diri. Suaranya pelan, namun menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya.

“Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya sangat terbantu dengan kegiatan ini. Semoga PWI tetap jaya dan sukses selalu,” ucapnya terbata-bata penuh rasa syukur.

Kutipan itu menyentuh tidak hanya relung hati para wartawan dan panitia, tapi juga para tamu dan tenaga medis yang hadir. Hari itu, sebuah tindakan kecil menciptakan dampak yang besar.

Jurnalis Turun Tangan, Masyarakat Terangkat

Ketua PWI Sumsel, Kurnaidi, ST, hadir langsung di lokasi bersama Ketua PWI Peduli Sumsel, Rofei Husin, dan Koordinator Sunatan Massal, Amru Salam, STHI. Di hadapan anak-anak dan orang tua yang hadir, Kurnaidi menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar program sosial biasa. Ini adalah panggilan nurani profesi wartawan untuk terlibat langsung dalam kehidupan masyarakat.

“Sebagai organisasi wartawan, PWI Sumsel ikut peduli kepada masyarakat. Ke depan, PWI Peduli Sumsel akan terus mengadakan berbagai kegiatan sosial yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas,” tegas Kurnaidi.

Dukungan Pemerintah dan Rumah Sakit

Pemerintah Kota Palembang pun menyambut baik kegiatan ini. Mewakili Wali Kota Palembang, Kepala Dinas Kesehatan Hj Fenty Aprina memberikan apresiasi tinggi atas kepedulian yang ditunjukkan oleh insan pers.

“Kegiatan ini bentuk nyata PWI Peduli Sumsel dalam bersinergi dengan organisasi profesi dengan Pemerintah dan Masyarakat,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar kegiatan kesehatan, ia menekankan pentingnya nilai sosial dan spiritual di balik aksi ini.

“Kegiatan sunatan massal dan donor darah ini merupakan kontribusi besar bagi masyarakat, khususnya keluarga yang membutuhkan bantuan. Selain berdampak positif dari segi kesehatan, kegiatan ini juga bagian dari pembentukan karakter dan budaya keagamaan,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Gandus Palembang, dr. Pomi Welrado, mengungkapkan rasa bangga dan harapannya agar kegiatan ini tak berhenti di sini.

“Kami di RSUD Gandus merasa bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan yang mulia ini. Melihat kebahagiaan anak-anak dan keharuan para orang tua menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kebersamaan bisa menghadirkan banyak kebaikan. Harapan kami, ke depan PWI terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Palembang untuk melaksanakan kegiatan serupa, dan kalau memungkinkan, bisa diadakan setiap tiga atau empat bulan sekali. Karena berbagi kebahagiaan seperti ini adalah salah satu cara kita menebarkan kebaikan bagi masyarakat,” tutur dr. Pomi.

Bukan Sekadar Medis, Tapi Juga Cinta

Selain layanan sunat gratis, setiap anak mendapatkan sehelai sarung, uang tunai Rp 50.000, dan botol minum kecil. Bingkisan sederhana itu menjadi simbol cinta yang menyapa mereka yang selama ini jarang tersentuh oleh program-program besar.

Tak ada panggung mewah. Tak ada perayaan glamor. Tapi di RSUD Gandus hari itu, kebahagiaan lahir dari kesederhanaan, dari niat tulus untuk berbagi.

Palembang yang Menghangat

Di usia ke-1342 tahun, Palembang tak hanya merayakan sejarahnya yang panjang. Ia juga merayakan warganya yang saling menggandeng tangan. Wartawan, pemerintah, dokter, dan rakyat biasa semua hadir dan menyatu dalam satu semangat: kemanusiaan.

Sunatan massal ini mungkin hanya satu hari. Tapi bagi banyak keluarga, ia akan dikenang seumur hidup sebagai hari ketika air mata syukur jatuh bukan karena kekurangan, melainkan karena kebaikan yang hadir tepat waktu.

M Asri