BERITAPRESS, PAGARALAM | Minggu (10/11) – Pasangan calon nomor urut 2, H. Alpian Maskoni, SH, M.Si, bersama calon Wakil Wali Kota, Alfikriansyah, menggelar Dialog Terbuka yang dihadiri ratusan mahasiswa, pelajar, seniman, penggiat UMKM, serta komunitas motor dan mobil se-Pagaralam. Kegiatan ini berlangsung di Alun-alun Utara (Lapangan Merdeka) Pagaralam pada pukul 15.00 WIB, Kecamatan Pagaralam Utara.
Dialog terbuka ini menjadi wadah bagi anak muda se-Pagaralam, termasuk mahasiswa, pengusaha muda, dan pekerja seni, untuk menyampaikan aspirasi dan keresahan mereka terkait berbagai isu, terutama yang berkaitan dengan peran UMKM dan inovasi pemuda.
Dalam sesi diskusi, perwakilan mahasiswa, Pikia Y, dari Bujang Gadis Kampus, dan Lio Kencer, pemuda pencinta buku, menyoroti kendala yang sering dihadapi oleh anak muda, yakni keterbatasan finansial dalam meraih idealisme dan kesuksesan.
Menanggapi hal tersebut, H. Alpian Maskoni, calon Wali Kota Pagaralam, mengatakan bahwa tidak semua anak muda memiliki modal besar untuk meraih kesuksesan. Oleh karena itu, pemerintah perlu hadir untuk memfasilitasi mereka. “Kami memberi ruang untuk memfasilitasi, agar yang tidak mampu pun bisa meraih sukses. Nah, kuncinya itu,” tegas Alpian.
Alpian juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pengusaha muda yang sudah sukses dan pengusaha pemula. “Sudah ada pelatihan yang berjalan sebagai bagian dari program tersebut, namun yang terpenting adalah kontinuitas dan komitmen dari pemerintah dan anak muda,” tambahnya.
Sementara itu, Alfikriansyah menambahkan, “Kita memberikan apa yang mereka butuhkan, bukan hanya yang kita rencanakan. Tapi apa yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga tepat sasaran, tepat guna, dan tepat kebutuhan.”
Perwakilan komunitas muda, Widia, yang berasal dari Kampus Sore, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi penyampaian pandangan dan keresahan anak muda. “Kegiatan ini sifatnya santai, di mana kegiatan ini adalah upaya menampung dan menyampaikan keresahan dan kegelisahan anak muda tentang isu dan realita yang ada di Kota Pagaralam,” katanya.
Widia juga menambahkan, selama ini ada jarak antara anak muda dan pemerintah, dan ia berharap diskusi ini dapat mengurangi batasan tersebut. “Mungkin karena ada keraguan atau kurang beraninya anak-anak muda ini dalam menyampaikan gagasan,” jelas Yongki Alexander, salah satu peserta.
Yongki berharap acara serupa dapat menjadi tempat bagi anak muda untuk menyampaikan inovasi, ide, dan pandangan mereka mengenai pembangunan Kota Pagaralam. (09/PA)