Anak punk identik dengan rambut acak-acakan, baju robek, tiba-tiba duduk manis di kantor Kementerian Ekraf. Kalau dulu mereka takut dikejar satpol PP, sekarang malah difoto pejabat. Dunia memang penuh plot twist.
PERNAH nggak kamu nonton film fantasi, yang hal mustahil tiba-tiba jadi kenyataan?
Misalnya, naga bisa ngomong, atau uang jajan tiba-tiba nambah sendiri.
Nah, kurang lebih perasaan itu pula yang dirasakan publik skena musik ketika Begundal Lowokwaru, band punk legendaris dari Malang, tiba-tiba muncul… difasilitasi Kementerian Ekonomi Kreatif, keren…
Iya, kamu tidak salah baca.
Anak punk plus program pemerintah jadinya kolaborasi resmi.
Kalau dulu mereka main di pinggir jalan, sekarang mereka dapat lighting proper, kru yang lengkap, sampai difoto pejabat. Dunia memang selalu punya humor versinya sendiri.
Jujur saja, kalau ada yang bilang bakal lihat anak punk nongkrong di bawah payung kementerian, mungkin kita akan bilang,
“Seriusan, bro? Itu kayak ngecat zebra cross pakai lipstik tidak masuk akal”, ia ya!
Tapi negara ternyata punya rencana lain, melalui Program Akselerasi Kreatif (AKTIF) Musik, Kementerian Ekraf memfasilitasi produksi video musik terbaru Begundal Lowokwaru berjudul “Hello, We’re Coming Back”. Dirilis 9 Desember 2025, karya ini bukan sekadar video klip. Ini semacam deklarasi ulang “Kami balik, kami hadir, dan kami masih bengal”
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, bahkan bilang program ini memang untuk dorong musisi lokal naik kelas.
Dalam hati rakyat skena mungkin berkata “Wah, ini negara mulai ngerti nih: kalau anak punk dikasih ruang, mereka bukan rusuh tapi produktif”
Kalau kamu bayangin syuting band difasilitasi negara itu pasti glamor—sorry to say, kamu salah besar. Begundal Lowokwaru memilih lokasi-lokasi khas mereka, lorong remang, jalanan penuh graffiti, bahkan spot di pinggir kota yang kalau malam lewat sedikit-sedikit bikin merinding. Tapi justru di situ letak keindahannya.
Kultur urban plus energi punk jadinya lagi ya… visual yang ndak neko-neko tapi nancep.
Tim produksi juga terlihat total. Ada kru yang tiduran di jalan demi angle dramatis, ada kameramen yang rela kehujanan, ada soundman yang pegang mixer sambil pura-pura tidak takut gemuknya kabel kusut. Pokoknya chaos, tapi estetik kayak hidup anak rantau.
Bahkan disutradarai juga Qich Terror, video ini memadukan dua lapisan waktu, yaitu masa kini yang suram, penuh tekanan
dan masa lalu yang hangat, penuh solidaritas.
Mirip apa? sudah pasti mirip hidup pegawai kantoran, hehehe, senin sampai Jumat suram, tapi begitu makan gajian kok rasanya hidup kembali.
Begundal Lowokwaru seakan mengajak penonton berkata “Setinggi apa pun melangkah, sehectic apa pun hidup, selalu ada tempat buat pulang”.
Dan kalau bicara pulang, anak punk pun punya rumah sendiri, musik, kawan-kawan, dan semangat bengal yang tidak hilang meski umur nambah, rambut botak, atau perut mulai maju ke depan.
Plot Twist Terbesar 2025
Selama ini komunitas punk sering dianggap minoritas, kadang salah paham, kadang salah sangka, pokoknya dianggap suram dech..
Tapi lewat program ini, pemerintah seakan bilang “Tenang, kalian juga warga negara. karya kalian penting. Kreativitas kalian layak difasilitasi”.
Plot twist-nya Band punk yang dulu sering digusur dari tempat nongkrong sekarang malah difoto resmi dengan backdrop kementerian.
Kalau ini bukan kejutan nasional, apa coba?
Bahkan beberapa fans sampai nyeletuk “Jangan-jangan nanti upacara 17 Agustus pembukaannya Begundal Lowokwaru bawain lagu nasional versi hardcore”
Kutipan dari personel Begundal Lowokwaru bikin merinding juga ya..katanya “Sejauh apa pun melangkah, selalu ada jalan untuk kembali kepada rumah, semangat, dan harapan yang sempat padam”
Ini bukan sekadar lirik comeback, inilah semacam surat cinta untuk semua orang yang pernah tersesat dalam diri sendiri.
Jadi ya….kalau kamu merasa hidupmu ribut, chaos, banyak tuntutan, lagu ini cocok didengar sambil merenung di sudut kamar, berlagak melankolis padahal cuma butuh bantal baru.
Oleh karena itu, begundal Lowokwaru juga menyampaikan terima kasih ke pemerintah.
Mereka tahu, ini bukan sekadar bantuan bikin video klip tapi pengakuan.
Negara melihat komunitas punk bukan sekadar kerumunan nyentrik, tapi bagian penting dari ekosistem kreatif tanah air.
Tentu program ini harus diapresiasi karena waktu negara dan anak punk berdiri di panggung yang sama…
itu bukan cuma kerja sama, tapi momen bersejarah.
Jadi, punk saja bisa difasilitasi pemerintah karena konsisten berkarya maka kamu yang mungkin cita-citanya tertimbun rutinitas harusnya juga bisa.
Intinya dan kesimpulannya, kreativitas itu bukan soal keren-kerenan.
Kreativitas itu soal berani muncul lagi…
meski pernah redup, pernah gagal, pernah disindir, atau pernah dibilang nggak cocok.
Begundal Lowokwaru lewat video “Hello, We’re Coming Back” memberi pesan jelas bahwa pulang bukan berarti mundur tapi mempersiapkan langkah yang lebih mantap.
Negara pun kini mengakui karya mereka punya nilai, punya makna, dan pantas didorong.
Pepatah bilang “Setinggi-tingginya burung terbang, akhirnya kembali juga ke sarang” ( nggak punya sarang aja kepingin punya..hehehe)
Camkan!, sama seperti kreativitas kalau itu jati dirimu, mau sejauh apa pun kamu pergi pasti kamu bakal balik ke sana juga.(***)

























