BERITAPRESS.ID, LHOKSEUMAWE | Setelah menyelesaikan studi selama 4,5 tahun, mahasiswa jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe Aceh –Julia– dinyatakan lulus dalam sidang munaqasyah (komprehensif), 23 Januari 2025.
Dalam mempertahankan berbagai alasan akademik melalui skripsi bertajuk “Bahasa Figuratif dalam Kumpulan Puisi Rajah” karya Sulaiman Juned, Julia dinyatakan lulus.
Empat penguji, Novi Diana MPd, Sahri Nova Yoga MPd, Dr Jumat Barus SS MS, dan Istiqamah MPd –dalam sidang munaqasyah tersebut menyambut baik berbagai alasan akademik yang diungkap Julia, sehingga mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dalam sidang tersebut.
Sebagai tim penguji, Nova Diana, mengatakan bahwa Julia merupakan mahasiswa yang tangguh. “Dia sangat aktif dalam perkuliahan maupun pada kegiatan kemahasiswaan,” ujar Novi kepada media ini, Senin, 27 Januari 2025.
Menurut dia, kumpulan puisi “Rajah” karya Sulaiman Juned itu tak seluruhnya ditulis dalam bahasa Indonesia, tapi dilengkapi pula dengan diksi-diksi bahasa Aceh.
“Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Julia sendiri. Sebab mahasiswa itu berasal dari Medan Sumatera Utara,” tuturnya.
Sebagai wujud perhatiannya, pada jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Novi juga menjelaskan bahwa ia ingin mengembangkan dan memberdayakan penyair-penyair dari Aceh.
“Maka dengan adanya penelitian dalam bentuk skripsi ini tentu saja bisa melestarikan dan membudayakan kembali dunia sastra di Aceh,” ucapnya.
Itu artinya, ada yang mencipta, dan ada pula yang mengapresiasi sebagai bentuk kepedulian lembaga akademik bagi penyair-penyair Aceh, termasuk yang berada di luar Aceh.
Sementara itu, Julia menyatakan sangat berbahagia dinyatakan lulus oleh tim penguji. “Saya menemukan 40 data dalam majas persinifikasi, metapora, serta bahasa hiperbolik dalam antologi puisi Rajah tersebut,” ungkap Julia.
Misalnya terdapat bahasa personifikasi dalam diksi matahari yang dianalogikan sebagai entitas yang dapat melakukan tindakan setulus hati.
“Mahatari adalah benda mati yang tak dapat melakukan tindakan. Sedangkan kata tulus merupakan bentuk sikap hidup yang dilakukan manusia. Inilah keunikan diksi dalam puisi itu,” paparnya.
Julia menyatakan, dalam puisi itu terdapat pendekatan kualitatif yang menggunakan metode baca catat.
“Jadi, dalam uraian bahasa figuratif ditemukan 40 data dalam puisi “Rajah” yang mengandung makna sangat dalam dan memiliki kata pilihan yang unik,” jelasnya.
Misalnya penggunaan kata dalam bahasa Aceh, membuat Julia tertarik untuk memilih puisi Rajah sebagai objek penelitiannya. (*)