Scroll untuk baca artikel
Fakfak

Prihatin dengan Kondisi Kemanusiaan di Rempong-Galang, Batam Paul Finsen Angkat Bicara

×

Prihatin dengan Kondisi Kemanusiaan di Rempong-Galang, Batam Paul Finsen Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini

Fakfak – Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay Provinsi Papua Barat Dan Papua Barat Daya Paul Finsen Mayor,S.IP.,CM.NNLP, atas nama Masyarakat Adat Papua, kami sangat prihatin dengan kondisi kemanusiaan Masyarakat Adat Melayu di Rempong – Galang, Batam,(15/9/2023).

Kondisi kemanusiaan Masyarakat Adat Melayu disana membuat kami sangat prihatin dengan memaksakan kehendak memindahkan Masyarakat Adat Melayu di wilayah adat mereka. Menurut pandangan kami masyarakat adat Papua apabila ingin melakukan Serangkaian kegiatan pembangunan di wilayah hukum adat masyarakat adat disana maka harus “diajak bicara”. Karena berdirinya Bangsa Indonesia ini karena ada masyarakat adat baik dari rumpun Melayu maupun rumpun Melanesia sehingga berdirinya Bangsa Indonesia dan mendeklarasikan diri sebagai Negara Indonesia, berbahasa 1 bahasa Indonesia dan berbangsa 1 bangsa Indonesia.

“Kenapa ketika merdeka dan sudah berdiri 78 Tahun Negara Indonesia yang kita banggakan ini, lalu masyarakat adat Melayu diperlukan seperti ini”,Kata Paul Finsen Mayor dalam keterangan tertulis yang di terima media ini.

Atasnama Masyarakat Adat Papua kami turut berdukacita Yang Mendalam dan Mendesak Presiden Republik Indonesia untuk segera mengambil tindakan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa dan eksistensi Masyarakat Adat Melayu di Rempong Galang – Batam.

Kami mengajak segenap Masyarakat Adat di Indonesia untuk bersolidaritas untuk mendukung Penuh dan mendesak pemerintah Pusat untuk menyelamatkan nyawa masyarakat adat Melayu yang semakin hari semakin memprihatinkan.

Dengan kondisi seperti ini kami menjadi Prihatin dengan masa depan Bangsa Indonesia kalau masyarakat adat di setiap wilayah atau pulau -pulau di Indonesia diperlakukan seperti ini.

Kami mendesak pemerintah Pusat untuk menyelamatkan Manusia, Tanah dan masa depan Masyarakat Adat Melayu di Rempong Galang – Batam.

Masyarakat adat Melayu belasan ribu orang Melayu di Rempong Galang – Batam bisa kehilangan lapangan pekerjaan dan benda -benda budaya ,nilai budaya dan situs-situs sejarah mereka akan hilang dan mereka sudah pasti akan hidup “kehilangan arah” karena mereka dipindahkan dari Tanah Adatnya sendiri.

Dari Ujung Timur Indonesia kami turut berdukacita Yang Mendalam atas korban jiwa yang berjatuhan dari pihak masyarakat adat Melayu maupun aparat keamanan.

Masyarakat adat Papua mengajak Segenap pemimpin Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kota Batam untuk mencari solusi alternatif demi menyelamatkan masa depan masyarakat adat Melayu di Rempong, Galang – Batam,tutup Finsen, (IB/02).