Wuih, tak disangka. Ternyata berdialog tentang politik, sosial budaya terkait seni dan sastra, di kafe dan resto d’Bambo sangat menyenangkan.
Awalnya saya tak menyangka. Sebab ruang kafe yang terlepak di Sekip pangkal –tepat berhadapan dengan penyalur HP terbesar– terkesan sejuk dan luas.
Teman-teman sesama wartawan dan sastrawan betah dialog di kafe tersebut. Apalagi saat pembahasan ke materi sastra dan pemahaman tugas-tugas kewartawanan.
Sebagai pemilik kafe dan resto d’Bambo di kawasan Sekip pangkal, Kotri Juliana, mengatakan dibukanya kafe tersebut bukan semata-mata mencari keuntungan. Lho kok?
“Iya. Kita memiliki persepsi berbeda dalam hal kafe dan resto ini,” ujar Kotri Juliana, Senin, 26 Februari 2024.
Sedangkan makanan dan minuman yang tersedia di kafe ‘n resto d’Bambo sangat terjangkau. “Artinya kita tidak membeda-bedakan kelas saat melayani pengunjung,” ujar wanita cantik yang berpenampilan sederhana itu.
Selain ada nasi goreng, mi tumis, sop mi, kata Kotri, d’Bambo juga menyediakan makanan yang dilandasi bahan-bahan lokal tapi bercitarasa internasional.
“Mohin maaf, bukan menyajikan makanan yang memiliki imajinasi samlai ke luar, tapi keinginan kita itu untuk melayani masyarakat pendatang dengan citarasa yang menggugah selera makan,”ujar Kotri yang memiliki sejumlah olahrawan Muaithai berkelas nasional.
Andaikan masyarakat ingin merasakan menu makanan dan minuman di d’Bambo, kata Kotri, disilakan datang. “Baik perorangan, kelompok, atau memesan untuk membahas pekerbangan perusahaan. Kita memiliki ruangan yang disesuaikan dengan kebutuhan rapat, serta pembahasan materi terkait masa depan lembaga (perusahaan).
Menurut Kotri, kafe ‘n resto d’Bambo itu cenderung untuk membangun kerjasama dengan pendatang. Sebab, katanya, pendatang itu tak hanya ingin merasakan menu masakan yang lezat, tapi bagaimana strategi bagi pengembangan usaha. “Silakan datang ke kafe ‘n resto d’Bambo untuk tujuan bisnis anda,” ajak Kotri. (*)
Laporan Anto Narasoma