BERITAPRESS, PALEMBANG | Penyakit gugur daun atau dengan istilah latinnya _pestaloptiosis_ saat ini tengah menyerang hektaran tanaman karet di beberapa perkebunan di Sumatera Selatan.
Akibatnya, pohon-pohon karet yang terserang penyakit gugur daun itu sulit menghasilkan getah karet secara maksimal.
“Bahkan ada empat pabrik pengelolaan latek yang tutup. Akibatnya, sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan mereka,” ujar Hasnan, petani karet di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kamis (30/11/2023).
Menurut dia, para petani di wilayah perkebunan itu sudah berusaha maksimal untuk mengatasi penyakit gugur daun tersebut, namun serangan penyakit itu justru semakin meluas.
“Kami sudah berusaha untuk menyelamatkan serangan penyakit gugur daun tersebut, namun semua itu terkesan sia-sia,” ujar Hasnan, tampak cemas sekali.
Ia menjelaskan ke awak media ini bahwa penyakit gugur daun sudah menyerang tanaman karet mereka sejak hampir dua tahun terakhir.
Menghadapi kondisi itu, kata Hasnan, para petani sangat resah. Petani ingin ada jalan ke luarnya dengan penjelasan ilmiah dari dinas terkait untuk mengatasi penyakit itu.
“Namun hingga hari ini belum ada saran, pentunjuk, atau masukan ilmiah untuk mengatasi penyakit gugur daun tersebut,” katanya.
Terkait penyakit itu praktisi hukum Muhammad Aminuddin SH MH, mengatakan bahwa Dinas Perkebunan Sumatera Selatan harus memberi pencerahan untuk mengatasi bahanya penyakit gugur daun tersebut.
“Jika tidak diatasi secepatnya, maka penyakit _pestaloptiosis_ ini akan makin merusak tanaman karet dalam kawasan perkebunan yang lebih luas,” tukas Aminuddin kepada media ini, Kamis (30/11/2023).
Menurut sepengetahuan dia, penyakit gugur daun itu telah menyerang sejak akhir tahun 2016.
Bahkan telah menyebar ke beberapa hektare di kawasan perkebunan karet di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan.
Akibat adanya penyakit gugur daun tersebut, sebagian besar tanaman karet yang ada tidak menghasilkan getah sama sekali.
“Keadaan ini tentu sangat merisaukan para petani yang ada. Akibatnya pendalatan dari sektor getah karet merosot tajam. Wajar apabila ada beberapa pabrik karet yang tutup karena itu,” ujar Aminuddin yang akrab dipanggil Amin Tras tersebut.
Menurut praktisi hukum yang gemar membantu menyelesaikan persoalan hukum bagi rakyat kecil tersebut, pemerintah, dalam hal ini Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, harus menjelaskan penyebab dan jalan ke luarnya.
“Apabila dalam beberapa waktu berselang belum ada tindak lanjut untuk mengatasi penyakit tanaman gugur daun ini, maka petani karet akan habis dalam kerugian yang sangat besar,” ujar Amin Tras yang akan menduduki kursi DPD RI Jakarta itu, tersenyum.
Amin Tras yang akan tampil ke pelataran nasional di DPD RI itu akan berusaha keras membantu petani karet menyuarakan keresahan mereka akibat gangguan _pestaloptiosis_.
Jika ia dipercaya sebagai person Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Amin Tras akan berkolaborasi dengan masyarakat mengangkat harkat kebutuhan hidup rakyat di Sumatera Selatan, terutama menyelamatkan petani karet dari gangguan penyakit gugur daun.
“Ini yang paling penting. Apalagi persoalan tanaman karet yang pernah memberikan kontribusinya bagi PAD daerah ini, saya akan berjuang keras membicarakannya secara nasional,” ucap Amin Tras yang siap ke DPD RI. (*)
Laporan Anto Narasoma