Oleh: Abdul Manaf Jamal
Raja Ampat telah ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark, menegaskan pentingnya kawasan ini dalam aspek geologi, keanekaragaman hayati, budaya lokal, dan pariwisata berkelanjutan. Dengan luas mencapai 36.660 km², geopark ini mencakup empat pulau utama Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool, yang kaya akan formasi karst purba, gua bawah laut, dan lukisan prasejarah. Status ini mendorong pengembangan kawasan dengan tetap menjaga nilai-nilai ekologis dan budaya.
Keindahan dan kekayaan alam Raja Ampat membuatnya dijuluki sebagai “The Last Paradise on Earth”. Pelestarian kawasan ini tidak hanya menyangkut kepentingan Indonesia, tetapi juga kontribusi besar terhadap kelestarian laut global. Menjaga Raja Ampat berarti menjaga stabilitas ekosistem laut dunia, mencegah krisis keanekaragaman hayati, dan mewariskan harta karun alam ini untuk generasi mendatang, (12/12/2025).
Raja Ampat bukan hanya milik Indonesia, tetapi milik dunia. Keberadaannya adalah bukti nyata betapa alam bisa begitu agung dan rapuh sekaligus. Pelestarian Raja Ampat adalah tanggung jawab bersama demi kehidupan laut yang berkelanjutan, demi masyarakat yang sejahtera, dan demi bumi yang lebih baik.
kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) khususnya di Advance Training (LK III) BADKO HMI Papua Barat-Papua Barat Daya, membahasa isu ini menjadi sangat relevan Dan menarik untuk di diskusikan pada forum-forum besar bukan hanya sekedar wacana belaka Sebab, tantangan pasar global selalu mempengaruhi realitas lokal: seperti pengelolaan sumber daya alam yang kurang makximal, pembangunan yang kurang merata, dan peningkatan sumber daya manusia yang melambat.
Kader Himpunan Mahasiswa Isalam (HMI) dalam forum Advance Training (LKIII) mengharapkan bahwa pengelolaan Spot Wisata Diwaisai, kabupaten raja ampat bisa kemudian dikelola oleh pemerintah, jika dikelola oleh swasta ataupun perorangan maka harus dituangkan dalam peraturan sehingga lebih tertata dan terukur secara baika bagi kepentingan masyarakat, karena dengan adanya efisiensi anggaran tranfer dari pusat ke daerah sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah khususnya kabupaten raja ampat, sehingga dana restribusi dan bagi hasil pajak juga sangat membantu daerah, maka dengan adanya tempat wisata yang cukup terkenal oleh banyak kalangan membuat banyak orang dari luar daerah berkunjung ke waisai, kabupaten raja ampat. Ini memberikan kontribusi (Imkam) kepada pemerintah daerah untuk dikelola untuk kepentingan masyarakat kabupaten raja ampat, provinsi papua barat daya.
Investasi merupakan salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat individu maupun nasional.
investasi tidak hanya didasarkan pada pertimbangan ekonomi rasional, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial. Dalam banyak kasus, investor individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan diri berlebihan (overconfidence), tingkat literasi keuangan, serta kecenderungan untuk menghindari risiko (risk aversion).
Pergeseran preferensi investasi menjadi lebih digital dan berbasis risiko tinggi semakin terlihat di kalangan Generasi Z. Studi oleh Savithri & Rajakumari (2025) menunjukkan bahwa Ginvestasi tidak hanya didasarkan pada pertimbangan ekonomi rasional, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial. Dalam banyak kasus, investor individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan diri berlebihan (overconfidence), tingkat literasi keuangan, serta kecenderungan untuk menghindari risiko (risk aversion).
Pergeseran preferensi investasi menjadi lebih digital dan berbasis risiko tinggi semakin terlihat di kalangan Generasi Z. Generasi Z lebih memilih investasi pada aset digital seperti mata uang kripto dan saham berbasis teknologi, sedangkan Generasi X tetap memilih instrumen yang lebih stabil seperti reksa dana dan properti. Tren ini mengindikasikan bahwa literasi keuangan yang lebih baik tidak selalu meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih rasional, tetapi bisa mendorong bias kognitif yang membuat investor merasa terlalu yakin terhadap keputusan mereka.
Sementara itu, volatilitas pasar global dan kebijakan moneter yang berubah-ubah turut memengaruhi preferensi investasi di Indonesia. Aktualnya, banyak investor mulai mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini berdampak pada sektor pasar modal, di mana investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia mengalami perlambatan sebesar 7% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Kemenkeu, 2025).
Pada tingkat global, kondisi makroekonomi mengalami perlambatan akibat berbagai faktor, termasuk perang dagang, peningkatan utang, serta kebijakan moneter yang lebih kgenerasi Z lebih memilih investasi pada aset digital seperti mata uang kripto dan saham berbasis teknologi, sedangkan Generasi X tetap memilih instrumen yang lebih stabil seperti reksa dana dan properti. Tren ini mengindikasikan bahwa literasi keuangan yang lebih baik tidak selalu meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih rasional, tetapi bisa mendorong bias kognitif yang membuat investor merasa terlalu yakin terhadap keputusan mereka.
Sementara itu, volatilitas pasar global dan kebijakan moneter yang berubah-ubah turut memengaruhi preferensi investasi di Indonesia. Aktualnya, banyak investor mulai mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini berdampak pada sektor pasar modal, di mana investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia mengalami perlambatan sebesar 7% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Kemenkeu, 2025).
Akhir dari buah pikiran ini kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengharapkan dan menekankan pada pengelolaan Sumber daya alam yang lebih maksimal. Mengingat pada tahun 2019 masa covid 19 faktanya ekonomi kabupaten Raja Ampat justru meningkat bukan karena sumber daya alam (Wisata) melainkan karena pertambangan yang ada di kabupaten raja ampat.
Catatan Kader HMI untuk Indonesia Emas 2025. Yakin Usaha Sampai.

























