Ngakak

Rame Rekening, Minim Literasi, BSI Bikin Warga Melek Uang!

×

Rame Rekening, Minim Literasi, BSI Bikin Warga Melek Uang!

Sebarkan artikel ini
Foto : pemprov sumsel

ATM Bisa Dipencet, Tapi Otak Soal Uang Masih Off!

MISALNYA ini, 88 persen warga Sumatera Selatan mengaku paham soal bank, tapi begitu ditanya, “Apa bedanya tabungan biasa sama tabungan berjangka?”, Wah.. langsung yang  banyak  nggaruk kepala, ada yang senyum canggung, bahkan ada yang cuma bilang, “Ya sama aja kan?”.

Nah, di sinilah masalah literasi keuangan muncul. Paham nama bank dan bisa tarik tunai? Bisa. Tapi paham cara kerja uang, bunga, atau akad syariah? Ehm… masih setengah jalan.

Untuk menanggulangi masalah ini, Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi membuka Pavilion RO III Palembang pada Selasa (18/11/2025). Tapi jangan salah, pavilion ini bukan sekadar gedung ber-AC buat selfie atau ngopi manis, ini “Sekolah Keuangan Rakyat”. Bayangkan tempat belajar di mana warga bisa memahami akad syariah, cara menabung yang benar, dan trik supaya saldo tidak tinggal seribu sebelum gajian berikutnya.

Gubernur Sumsel, sambil sesekali tersenyum geli, menegaskan. “Satu kehormatan bagi kami, BSI sudah melayani masyarakat. Tapi masyarakat perlu edukasi. Baru 88 persen ngerti bank, belum ngerti literasi”.

Artinya, pavilion ini bukan sekadar kantor baru, ini markas perang melawan kebingungan finansial. Di sini, masyarakat bisa belajar, misalnya bedain tabungan biasa vs tabungan berjangka.

Cara membaca akad syariah tanpa pusing, dan tips menjadi Sultan Muda, yang bukan cuma di Instagram tapi juga saldo nyata.

Seandainya adegan ini, seorang ibu datang cuma ingin setor uang anak sekolah, eh… pulang-pulang sudah paham cara membuka deposito, mengatur modal UMKM, bahkan ngerti akad murabahah.

Kepala OJK Sumsel, Arifin Susanto, ikut nimbrung membawa PR baru. Ia menekankan pentingnya BSI dalam mencetak Sultan-Sultan Muda, alias generasi muda yang melek finansial dan syariah.

“BSI harus mendukung program Gubernur. Akses keuangan harus diperkuat, biar masyarakat tidak cuma paham nama bank tapi juga paham isi dompet mereka sendiri,” ujar Arifin.

Dengan kata lain, Pavilion ini bukan sekadar tempat kerja pegawai, tapi pusat edukasi masyarakat. Anak muda datang untuk buka rekening, pulang-pulang sudah punya pengetahuan untuk memulai usaha, menabung dengan benar, dan mengelola keuangan tanpa drama.

Gubernur juga menyinggung komoditas unggulan Sumsel, kopi. “Pelabuhan baru harus siap, distribusi kopi harus lancar, dan BSI diharapkan ikut mendukung,” katanya.

Markas strategi

Jadi Pavilion ini bukan cuma kelas literasi finansial, ini markas strategi ekonomi kopi. Mulai dari biji kopi sampai biji mimpi, semua bisa dikaji di sini.

Artinya, Pavilion BSI juga punya peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi daerah, bukan cuma menyelamatkan saldo warga yang tipis.

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menegaskan komitmen, Pavilion ini bukan sekadar gedung pajangan, tapi mesin penggerak literasi keuangan dan ekonomi syariah Sumsel.

“Semoga Pavilion RO III Palembang dapat mencapai target dan berperan aktif dalam pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.

Dengan kata lain, bukan hanya pegawai yang senang karena kantor baru, tapi masyarakat juga dapat belajar cara mengelola uang tanpa drama, mulai dari nabung sampai investasi syariah.

Kalau semua berjalan sesuai rencana, Pavilion BSI RO III Palembang bakal jadi tempat di mana warga bisa belajar soal duit sambil ketawa, tanpa takut saldo habis di akhir bulan.

Tempat di mana anak muda bisa jadi Sultan Muda, bukan cuma di Instagram, tapi juga di rekening bank mereka.

Singkat kata, dari gedung baru ini, literasi keuangan Sumsel bisa naik level, kopi Sumsel bisa ekspor lancar, dan warga siap jadi Sultan yang saldo dan pengetahuannya sama-sama melek.

Jadi kalau kamu kebetulan punya ATM tapi belum ngerti bunga deposito atau akad murabahah, sekarang waktunya belajar. Pavilion BSI bukan cuma kantor baru, ini sekolah, markas, dan sekaligus tempat bikin dompet dan otakmu melek sekaligus!.[***]