BERITAPRESS.ID, FAKFAK/Seorang warga Kampung Waserat, Distrik Fakfak Timur Tengah, Yantho Wanggabus, akhirnya mengakui kesalahan dan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Fakfak terkait unggahannya di media sosial Facebook tentang dugaan keracunan beras SPHP 5 Kg yang sempat viral pada Jumat (31/10/2025).
Yantho menjelaskan, unggahan tersebut dibuat secara spontan akibat kepanikan setelah lima orang kerabatnya mengalami muntah-muntah usai mengonsumsi nasi dari beras SPHP. Ia mengaku tidak menyangka postingannya akan menjadi viral dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Saya sampaikan maaf kepada pihak terkait dan seluruh masyarakat Kabupaten Fakfak atas kehebohan yang terjadi ini, dari lubuk hati secara pribadi. Tidak ada tekanan dari pihak mana pun. Saya murni mengakui kesalahan dan menyesal,” ujar Yantho Wanggabus.
Ia menegaskan, dirinya tidak bermaksud menimbulkan keresahan publik melalui unggahan tersebut.
“Tindakan saya saat itu hanya bersifat spontan, karena merasa peduli terhadap keluarga dekat saya yang tiba-tiba sakit,” katanya.
Yantho kemudian menceritakan kronologi peristiwa yang membuatnya panik. Menurutnya, lima kerabatnya yang tinggal dalam satu rumah mengalami muntah-muntah setelah makan nasi dari beras yang dibeli di kios pada Sabtu malam.
“Saya pergi cek dan tanya mereka langsung. Mereka bilang membeli beras di kios, lalu masak dan makan dengan sayur gedi. Subuh-subuh mereka diare dan muntah. Dua orang diantar ke RSUD,” jelasnya.
Ia mengaku melihat langsung kondisi kelima kerabatnya yang sakit.
“Pagi harinya, tiga orang lain dibawa memakai perahu Johnson ke pusat Kota Fakfak untuk mendapatkan perawatan di RSUD Fakfak,” ujarnya.
Yantho menambahkan, kepanikan muncul karena jumlah korban cukup banyak dalam waktu bersamaan.
“Kalau satu atau dua orang saja mungkin saya tidak terlalu mempersoalkan. Tapi ini lima orang sekaligus yang dilarikan ke RSUD Fakfak. Saya panik dan langsung posting, tapi saya tidak menyangka postingan itu bisa heboh atau seviral itu,” ucapnya.
Melalui pernyataan terbuka ini, Yantho berharap masyarakat Fakfak dapat memaafkan kesalahannya dan tidak lagi terpengaruh oleh unggahan tersebut.
Ia juga mengimbau agar warga lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum pasti kebenarannya di media sosial. (IB).




























