PESANTREN Sumsel Juara 2 Nasional, dan kabar ini bikin santri sampai warga sekitar heboh kayak pasar malam tiba-tiba gratis semua jajanan!.
Prestasi ini bukan sekadar angka di kertas, tapi bukti nyata bahwa pendidikan pesantren Sumatera Selatan kini bersaing ketat di Tingkat Nasional.
“Menjadi nomor dua nasional artinya kita bisa unggul dari banyak provinsi besar, termasuk yang di Pulau Jawa,” ujar salah satu pimpinan pondok pesantren sambil tersenyum lebar, seolah baru dapat durian runtuh saat audiensi bersama Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan dengan Gubernur Sumsel Herman Deru di Ruang Rapat Gubernur, Rabu (29/10).
Kalau pepatah bilang, “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian,” perjuangan para pengelola pondok pesantren dan guru di tiap daerah tak pernah sia-sia.
Dari urusan administrasi sampai mengajar santri yang kadang lebih ribet dari kucing liar, semua kerja keras kini terbayar.
Makanya, pemerintah mendorong agar penghargaan juara 2 nasional ini dipublikasikan di seluruh pesantren Sumsel. Supaya semua santri tahu jerih payah mereka diakui sampai level Nasional.
Tahun 2026, kabar baik lain menanti, BOS Daerah bakal mengalir langsung ke santri Aliyah by name by institution.
Jadi tidak ada lagi santri yang bertanya, “Uang sekolah kok nggak sampai ke aku?”. Semua jelas, transparan, dan tepat sasaran.
Selain itu, adaptasi teknologi juga jadi fokus. “Di era digital, kalau santri nggak melek IT. Rasanya seperti naik kapal tanpa dayung, mustahil sampai tujuan”.
Beberapa pondok pesantren berencana gelar Doa Seribu Santri di Griya Agung sebagai bentuk syukur.
Bayangkan seribu santri, satu doa, satu tujuan, Sumsel makin dikenal di peta Pendidikan Nasional.
Aspirasi PWNU Sumsel pun turut disampaikan, dari rehabilitasi kantor NU, penandatanganan prasasti kantor baru, hingga bantuan mobil operasional.
Kata pepatah “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”.
Prestasi ini membuktikan bahwa kerja keras, kolaborasi, dan semangat belajar bisa menaklukkan tantangan besar.
Pesantren Sumsel Juara 2 Nasional bukan kebetulan, tapi hasil dari strategi, inovasi, dan dedikasi para pengelola serta santri.
Oleh karena itu, jangan remehkan usaha kecil, jangan takut berinovasi, dan jangan berhenti belajar.
Prestasi besar lahir dari langkah-langkah kecil yang konsisten dan penuh kreativitas.
Jadi, Sumsel berhasil membuktikan bahwa pendidikan pesantren bukan sekadar mengaji dan hafalan kitab, tapi juga kompetitif, adaptif, dan inovatif.
Dengan kerja keras para guru, semangat santri, dan dukungan pemerintah.
Pesantren Sumsel Juara 2 Nasional siap menjadi teladan bagi seluruh Indonesia.
Dan jangan heran kalau ke depan publik makin ngiler melihat prestasi santri Sumsel.
Bukan hanya karena kepintaran, tapi karena mereka pintar bersaing, menguasai teknologi, dan tetap rendah hati.[***]























