BERITAPRESS.ID | Palembang, kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan kuliner lezat seperti pempek, memiliki satu permata tersembunyi yang selalu menarik perhatian wisatawan: Pulau Kemaro. Terletak di tengah-tengah Sungai Musi yang legendaris, Pulau Kemaro bukan hanya sekadar destinasi wisata biasa, melainkan sebuah situs yang sarat akan legenda, nilai spiritual, dan keindahan arsitektur Tionghoa yang memukau.
Pulau ini menawarkan kombinasi unik antara ketenangan alam, narasi sejarah yang mengharukan, dan perayaan budaya yang meriah, terutama saat festival Cap Go Meh. Mari kita selami lebih dalam pesona yang ditawarkan oleh Pulau Kemaro.
Sejarah dan Legenda Pulau Kemaro: Kisah Cinta Abadi
Pulau Kemaro tak bisa dilepaskan dari legenda cinta sejati antara seorang putri Palembang, Siti Fatimah, dan seorang pangeran saudagar Tiongkok, Tan Bun An. Konon, Tan Bun An datang ke Palembang untuk berdagang dan jatuh cinta pada Putri Siti Fatimah. Sebagai tanda keseriusan dan untuk mas kawin, ia membawa tujuh guci berisi emas dari Tiongkok. Namun, di tengah perjalanan pulang, ia memeriksa guci-guci tersebut dan ternyata isinya hanya sawi-sawi busuk.
Merasa ditipu, Tan Bun An membuang sebagian guci ke sungai. Namun, ketika guci terakhir pecah, ia terkejut karena di dalamnya terdapat kepingan emas yang diselimuti sawi. Menyadari kesalahaya, ia melompat ke sungai untuk mengambil guci-guci yang terlanjur dibuang, disusul oleh pengawalnya. Tragisnya, mereka semua tenggelam. Putri Siti Fatimah yang melihat kejadian itu, dengan patah hati, ikut menceburkan diri ke sungai dan tak pernah muncul lagi.
Di tempat mereka tenggelam, konon muncul sebuah pulau kecil yang kini dikenal sebagai Pulau Kemaro. “Kemaro” sendiri berarti “kemarau” atau “tidak basah”, merujuk pada keunikan pulau ini yang tidak pernah terendam air, meskipun Sungai Musi sedang pasang tinggi. Legenda ini menjadi daya tarik utama dan memberi nuansa romantis pada setiap sudut pulau.
Daya Tarik Utama Pulau Kemaro
Pulau Kemaro bukan hanya tentang legenda. Ada beberapa struktur dan situs menarik yang menjadi magnet bagi pengunjung:
1. Pagoda Sembilan Lantai (Pagoda Boen Tek Bio)
Struktur paling mencolok di Pulau Kemaro adalah Pagoda Boen Tek Bio yang menjulang tinggi dengan sembilan lantai. Dibangun pada tahun 2006, pagoda ini merupakan simbol arsitektur Tionghoa yang megah dan berfungsi sebagai tempat sembahyang bagi umat Buddha dan Tao. Keindahan ukiran dan ornameya sangat memukau, terutama saat dilihat dari kejauhan di atas Sungai Musi. Pengunjung dapat naik ke beberapa lantai untuk menikmati pemandangan Sungai Musi dan sekitarnya dari ketinggian.
2. Klenteng Hok Tjing Rio (Klenteng Kuno)
Di samping pagoda modern, terdapat klenteng yang lebih tua dan historis, yaitu Klenteng Hok Tjing Rio. Klenteng ini diyakini dibangun pada tahun 1962 dan menjadi pusat peribadatan utama di pulau. Suasana di klenteng ini terasa lebih sakral dan tenang, membawa pengunjung pada refleksi spiritual dan kekaguman akan warisan budaya.
3. Pohon Cinta dan Makam Siti Fatimah – Tan Bun An
Tak jauh dari klenteng, terdapat sebuah pohon besar yang dikenal sebagai “Pohon Cinta”. Konon, sepasang kekasih yang menuliskaama mereka di pohon ini dan mengikatnya dengan benang akan memiliki hubungan yang langgeng. Di dekatnya juga terdapat makam Putri Siti Fatimah dan Tan Bun An, yang menjadi tempat ziarah bagi mereka yang percaya pada kekuatan kisah cinta mereka.
4. Festival Cap Go Meh
Pulau Kemaro menjadi pusat perayaan Cap Go Meh terbesar di Sumatera Selatan. Ribuan umat Tionghoa dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri, berbondong-bondong datang untuk bersembahyang, berdoa, dan merayakan. Suasana pulau berubah menjadi sangat meriah dengan berbagai lampion, pertunjukan barongsai, dan kegiatan keagamaan. Jika Anda ingin merasakan denyut nadi budaya Tionghoa di Palembang, datanglah saat perayaan ini.
Pengalaman Wisata di Pulau Kemaro
Perjalanan menuju Pulau Kemaro saja sudah merupakan petualangan tersendiri. Anda akan menumpang perahu ketek atau speedboat menyusuri Sungai Musi, melewati Jembatan Ampera yang ikonik, dan menyaksikan aktivitas keseharian masyarakat Palembang di tepi sungai. Pemandangan kota yang bergerak perlahan dari atas perahu memberikan perspektif yang berbeda.
Sesampainya di pulau, Anda akan merasakan perpaduan antara ketenangan spiritual dan hiruk pikuk pengunjung. Udara segar, pepohonan rindang, dan suara perahu yang melintas menciptakan suasana yang damai. Jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas Palembang yang mungkin dijual oleh pedagang lokal di sekitar pulau, atau membeli suvenir unik sebagai kenang-kenangan.
Tips Mengunjungi Pulau Kemaro
- Transportasi: Cara terbaik mencapai Pulau Kemaro adalah dengan menyewa perahu ketek atau speedboat dari dermaga di sekitar Benteng Kuto Besak (BKB) atau Jembatan Ampera. Negosiasikan harga terlebih dahulu.
- Waktu Terbaik: Kunjungi pada pagi atau sore hari untuk menghindari teriknya matahari. Jika ingin merasakan kemeriahan Cap Go Meh, rencanakan kunjungan Anda pada hari perayaan tersebut (biasanya 15 hari setelah Imlek).
- Pakaian: Kenakan pakaian yang nyaman dan sopan, mengingat adanya tempat ibadah di pulau.
- Hormati Adat: Jaga kebersihan lingkungan dan hormati tata cara beribadah di klenteng maupun pagoda.
- Perlindungan Diri: Bawa topi, kacamata hitam, dan air minum, terutama jika berkunjung di siang hari.
Pulau Kemaro adalah destinasi yang wajib dikunjungi saat Anda berada di Palembang. Lebih dari sekadar tempat wisata, pulau ini adalah sebuah kapsul waktu yang menyimpan legenda cinta abadi, cerminan harmoni budaya, dan pusat spiritualitas yang menenangkan. Dari kemegahan pagodanya hingga bisikan cerita di Pohon Cinta, setiap sudut Pulau Kemaro menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Jadi, siapkan diri Anda untuk berlayar di Sungai Musi dan temukan pesona tersembunyi Pulau Kemaro yang akan memikat hati Anda.