Scroll untuk baca artikel
Prabumulih

Pemkot Prabumulih Evaluasi Penerima Insentif Sosial dan Keagamaan, Wako Arlan: Kalau Tak Aktif, Dicoret Saja

×

Pemkot Prabumulih Evaluasi Penerima Insentif Sosial dan Keagamaan, Wako Arlan: Kalau Tak Aktif, Dicoret Saja

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS.ID, PRABUMULIH | Pemerintah Kota Prabumulih di bawah kepemimpinan Wali Kota H. Arlan mulai memperluas evaluasi kinerja, tidak hanya kepada para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan aparatur sipil negara (ASN), tetapi juga menyasar kelompok masyarakat penerima insentif sosial dan keagamaan.

Dalam sebuah kegiatan silaturahmi bersama para penerima insentif, Wali Kota menegaskan bahwa evaluasi rutin akan diterapkan kepada kelompok seperti guru ngaji tradisional, pengajar TPA, penjaga masjid serta rumah ibadah non-Muslim, petugas pemulasaran jenazah, penjaga TPU dan TMP, serta tenaga kesejahteraan sosial tingkat kecamatan.

“Jumlah pengajar mengaji saat ini sekitar 1.200 orang, padahal di Prabumulih hanya ada sekitar 600 RT. Jadi secara logika, setiap RT seharusnya punya anak-anak yang diajarkan ngaji. Kalau hanya sekadar tercantum nama tanpa murid, itu jelas tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.

Arlan menegaskan bahwa masjid yang bersih dan terawat, termasuk fasilitas seperti toilet, akan mendapat penghargaan berupa pemberangkatan umroh bagi pengurusnya. Sebaliknya, mereka yang hanya terdaftar namun tidak aktif akan dicoret dari daftar penerima insentif.

“Untuk membangun Prabumulih, kita butuh sinergi. Anak-anak di tiap RT perlu diajak mengaji karena pemerintah telah mengalokasikan insentif untuk itu. Saya juga siap turun langsung ke lokasi untuk memverifikasi,” tambahnya.

Ia juga mengkritisi temuan adanya penerima insentif yang masih terdata meskipun sudah meninggal dunia atau pindah domisili. Hal ini menurutnya harus segera dibenahi agar bantuan dari pemerintah benar-benar tepat sasaran.

“Jadi kalau belum punya murid, segeralah cari dan ajak anak-anak di sekitar kelurahan masing-masing untuk belajar mengaji dan salat. Ini bagian dari tujuan insentif,” katanya penuh semangat.

Wako Arlan juga mencontohkan bahwa pengajar ngaji yang aktif, memiliki banyak murid, dan menjaga kebersihan lingkungan akan berpeluang diberangkatkan umroh sebagai bentuk apresiasi. Hal yang sama berlaku bagi petugas keagamaan dan sosial lainnya yang menunjukkan dedikasi tinggi.

Pertemuan ini, menurut Arlan, bukan sekadar ajang seremonial. Ia ingin langsung mendengar aspirasi dari lapangan dan memastikan kebijakan berjalan efektif.

“Cak undang silaturahmi ini supaya bisa langsung dengar dan tindaklanjuti. Nantinya tim akan turun untuk mendata langsung,” tegasnya.

Tak hanya bagi kelompok Muslim, Pemkot juga menyiapkan bentuk penghargaan tersendiri bagi petugas rumah ibadah non-Muslim.

“Setidaknya, dalam satu tahun akan diberikan bonus,” tuturnya.

Langkah ini mendapat respons positif dari para penerima insentif. Salah satu di antaranya menyebutkan bahwa evaluasi dan sistem penghargaan akan memacu semangat mereka dalam menjalankan tugas.

“Kami mendukung penuh, apalagi kalau ada reward, tentu kami jadi lebih semangat,” ujarnya.

Dengan langkah evaluatif ini, Pemkot Prabumulih berharap insentif yang diberikan dapat tepat sasaran dan berdampak nyata bagi kehidupan masyarakat, terutama dalam bidang sosial dan keagamaan. (Dian)