Scroll untuk baca artikel
Berita

665 Tahun Masuknya Islam di Tanah Papua, Wagub Nausrau: Bukti Toleransi Terjaga

×

665 Tahun Masuknya Islam di Tanah Papua, Wagub Nausrau: Bukti Toleransi Terjaga

Sebarkan artikel ini

BERITAPRESS, ID FAKFAK/Memperingati 665 tahun masuknya Islam di Tanah Papua, tepatnya di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat.

Ini adalah momen yang amat bersejarah, karena untuk pertama kalinya kita merayakan sejarah masuknya Islam di Tanah Papua, (8/8/2025)..

Wakil Gunernur Papua Barat Daya Ahmad Nausrau dalam sambutannya menyebut sejarah perayaan 665 tahun masuknya Agama Islam di Tanah Papua ini adalah sesuatu yang luar biasa dan sudah dijelaskan panjang lebar. Namun, kami ingin menambahkan sedikit saja bahwa dari berbagai hasil diskusi-diskusi yang dimulai secara internal sejak tahun 1994 yang dipimpin oleh Sekda Papua Barat kala itu kemudian dilanjutkan lagi dengan diskusi lainnya sampai tahun 2006, tidak hanya dilakukan oleh Pemda Kabupaten Fakfak, tetapi juga oleh Pemda Kabupaten Kaimana pada tahun 2009–2010, yang mengangkat banyak naskah dan dokumen.

Namun, belum ada kata sepakat oleh karena itu, selama ini MUI juga merasa tertarik untuk meneruskan misi yang sama. Pada tahun 2018, Majelis Ulama Indonesia melakukan penelusuran sejarah masuknya Islam di Tanah Papua di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat.

Hasil penelusuran itu diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “Moderasi Beragama di Provinsi Papua Barat”. Lalu pada akhir tahun 2019, Majelis Ulama Indonesia Pusat melaksanakan rapat kerja nasional untuk pertama kalinya di luar Jakarta, yaitu di Raja Ampat. Pada kesempatan itu, disepakati bahwa harus ada penelusuran lebih lanjut tentang penetapan sejarah masuknya Islam, Ucapnya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat kemudian terus membangun koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah, para Raja di Kabupaten Fakfak, Kaimana, dan tokoh-tokoh masyarakat, hingga tercapai kesepakatan untuk membuat sebuah seminar penetapan masuknya Islam di Kabupaten Fakfak. Seminar ini dilaksanakan pada 10–11 Januari 2025.

Alhamdulillah, dari seminar itu yang saat itu Pak Sekda masih menjabat sebagai Pj. Gubernur Papua Barat disepakati bersama bahwa tanggal 8 Agustus 1360 Masehi adalah tanggal di mana Islam pertama kali dibawa masuk ke Tanah Papua oleh seorang dai yang berasal dari Aceh, yaitu Syekh Abdul Qafah, tandas Wagub Papua Barat Daya.

Untuk memperingati sejarah masuknya Islam di Tanah Papua. Ini adalah momentum yang amat bersejarah dan amat penting bagi perkembangan syiar dan dakwah di Tanah Papua Barat. Kita patut bersyukur, karena agama-agama samawi yang masuk ke Tanah Papua pintu gerbangnya adalah Provinsi Papua Barat:

• Islam masuk 8 Agustus 1360 M, di Fakfak.

• Kristen Protestan masuk di Pulau Mansinam, 5 Februari 1855.

• Katolik masuk di Fakfak, 22 Mei 1894.

Sejarah ini menunjukkan bahwa masyarakat di Tanah Papua terbuka dan menerima masuknya agama-agama samawi, terlebih lagi umat Islam yang meletakkan pondasi bagi masuknya Kristen di Pulau Mansinam yang dibawa oleh Sultan Tidore, lalu masuknya Katolik yang difasilitasi oleh orang-orang tua kita di Fakfak yang saat itu mayoritas beragama Islam.

Ini menunjukkan bahwa toleransi di Tanah Papua tumbuh subur, berlandaskan falsafah “Satu Tungku Tiga Batu” di Kabupaten Fakfak, katanya.

Mudah-mudahan perayaan ini menandai semangat kita untuk terus membangun Tanah Papua, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan sebagai pondasi yang kuat untuk masa depan Tanah Papua, (IB).